Tiga Tim Dibentuk, Pencarian Jemaah Haji Diperluas

Tragedi Mina
Sumber :
  • REUTERS/Saudi Red Crescent/Handout via Reuters

VIVA.co.id - Setelah sepekan peristiwa Mina, lebih dari 80 jemaah haji Indonesia hingga kini belum kembali ke pemondokan. Akibat musibah ini, sudah 57 jemaah Indonesia wafat.

Menurut Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat, masih banyak jenazah korban Mina yang belum teridentifikasi. Korban wafat ini disemayamkan di Majma’ Ath-Thawary bil Mu’aishim.

Guna mempercepat penelusuran korban peristiwa Mina pada Kamis pekan lalu, tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membentuk tiga tim pencarian jemaah haji. 

Tim pertama bertugas pencari data yang menghimpun data jamaah haji Indonesia yang belum kembali ke kloternya sejak peristiwa Mina.

Calon Haji Asal Madura Nekat Bawa Jamu Kuat Lelaki

"Hari ini, secara intensif kami keliling ke beberapa kloter. Ada laporan-laporan baru dari beberapa kloter yang jemaahnya belum kembali sampai hari ini," kata Arsyad seperti dikutip dari Media Center Haji (MCH) Kemenag RI, Kamis 30 September 2015.

Tim kedua melakukan penelusuran ke beberapa rumah sakit di Arab Saudi, seperti RS Mina Al Wadi, RS Mina Al Jisr, RS Zahir, RS Syisyah, dan RS Militer di Awali.

"Tim ini juga akan menelusuri kemungkinan keberadaan jemaah haji Indonesia di rumah sakit di luar kota Mekkah, seperti RS Garda Nasional di Jeddah dan RS Hada di Thaif," kata Arsyad.

Sementara itu, tim ketiga akan mengidentifikasi jenazah di Majma’ Ath-Thawari Bil Muaishim. Ada dua pola yang digunakan dalam mengidentifikasi jenazah.

Pertama, melalui file-file yang berisi data pelengkap jemaah yang berupa gelang, tas, syal, Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji (DAPIH), kartu petunjuk bus, kartu petunjuk hotel, dan lainnya.

“Jika itu ditemukan, akan mempermudah identifikasi jenazah korban," katanya.

Bila petunjuk tidak ditemukan, identifikasi dilakukan dengan mengonfirmasi jenazah melalui ketua kloter, ketua rombongan, ketua regu, dan keluarga jenazah di kloter tersebut.

Pola kedua adalah bekerja sama dengan divisi Disaster Victim Identification (DVI) untuk mendapatkan data-data sidik jari jemaah haji Indonesia. Ini dilakukan sehubungan dengan mulai terjadinya perubahan fisik, khususnya wajah, jenazah setelah lima hari sejak peristiwa, sehingga mempersulit proses identifikasi. Arsyad berharap, penggunaan sidik jari akan mempermudah dan mempercepat proses identifikasi.

Sementara itu, disinggung soal pemakaman, Arsyad menjelaskan bahwa pihak Mu’aishim telah mengubur jenazah korban peristiwa Mina sejak Senin 28 September 2015, terutama jenazah yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini diambil untuk menghindari penularan penyakit yang bersumber dari jenazah yang sudah terlalu lama. Malam tadi, ada beberapa kontainer berisi jenazah korban yang telah dibuka, namun belum bisa dirilis fotonya.

Jemaah Haji Indonesia Kloter Pertama Tiba di Madinah

Selain itu, empat kontainer sudah dibawa ke Jeddah untuk dilakukan identifikasi di salah satu rumah sakit di Jeddah.

Jemaah haji dari Embarkasi Surabaya

Keberangkatan Ditunda, Dua Calon Haji Tunggu Putusan Hakim

Dua calon haji asal Pamekasan harus menunggu putusan pengadilan.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016