Semua Bandar Narkoba Bakal Diisolasi di Gunung Sindur

Bandar Narkoba Mengaku Pemandu Wisata Dibekuk di Batas RI-Malaysia
Sumber :
  • Aceng Mukaram/Pontianak
VIVA.co.id
Diusulkan Tiru Filipina Perangi Narkoba, Ini Respons DPR
- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso berencana menempatkan bandar narkoba ke pulau terpencil. Pengasingan tersebut dilakukan guna mengisolasi pengedar dari tahanan lainnya.

DPR: Kicauan Freddy Budiman Adalah Pintu Masuk
Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Deddy Fauzi Elhakim, mengatakan bandar narkoba yang ditempatkan di penjara khusus bandar narkoba itu adalah semua bandar narkoba.

TKI Bawa Narkoba dari Malaysia Dituntut 18 Tahun Penjara
"Yang dimaksud di tempat pulau-pulau kecil itu bukan pengguna, tetapi bandar narkoba. Baik bandar kelas kakap maupun bandar kecil," kata Deddy, dalam diskusi yang diselenggrakan oleh Komunitas Kedondong yang bertajuk 'Pulau Penjara Rehabilitasi Narkoba, Perlukah?' di Kantor Obsession Media Group (OMG), Jalan Kedondong, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu, 30 September 2015.

Untuk itu, menurutnya, saat ini penjara khusus untuk mengisolasi bandar narkoba telah selesai dibangun di gunung Sindur,  Bogor, Jawa Barat.

"Sudah selesai, tinggal peresmian. Nanti bandar narkoba akan ditempatkan semuanya di Gunung Sindur," ujar Deddy. 

Sementara itu, Komisioner Komnas HAM, Imdadun Rahmat tidak mempermasalahkan apakah harus ditaruh atau tidak di pulau terkecil. Menurut dia yang paling terpenting adalah memperbaiki para aparatur negara di lapas.

"Sekarang pertanyaannya, seberapa serius pemerintah membenahi celah-celah itu. Aparatur negaranya di lapas harus diperbaiki kualitasnya," tutur Imdadun.

Direktur Bina Narapidana dan pelayanan Tahanan, Dirjenpas Kemenkumham, Imam Suyudi, membenarkan bahwa keadaan lapas sebenarnya overload. Selain itu, pihaknya tidak mempunyai wewenang untuk melakukan rehabilitasi di lapas.

Meski overload, hal ini tidak membuat pihaknya menghentikan untuk melakukan rehabilitasi.

"Misalnya di Cipinang Lapas Narkoba yang kapasitasnya hanya sekitar 1.000, sekarang diisi 3.000. Tapi perlu diingat, rehabilitasi bukan semata-mata bukan tanggung jawab kami," kata Imam.

Imam mengatakan, pihaknya tak punya anggaran rehabilitasi. Anggaran hanya di BNN. "Tapi dari pengalaman tiga bulan ini, sudah banyak yang bisa direhabilitasi. Karena itu kini kami upayakan hal tersebut," kata Imam. (ase)

Namun, anggota Komisi III DPR, Muhammad Nasril Djamil, menolak rencana tersebut. Pasalnya, oknum aparat lapas masih banyak yang perlu dipertanyakan integritasnya.

"Tidak setuju, kenapa bandar ditaruh di pulau terpencil? Jangankan ditaruh di luar pulau terpencil, di dalam (tempat ramai) banyak bandar yang bisa bermain. Ini karena oknum sipir-sipir atau penjaga lapas itu masih ada yang bisa disogok," ujar Nasir.

Politikus PKS ini sepakat dengan kebijakan pemerintah yang memberikan hukuman mati kepada para bandar narkoba. Menurut dia, bagi yang menolak, itu bukan karena menolak eksekusinya, tetapi karena masih 'gelapnya' proses tersebut.

"Karena itu bandar narkoba harus dihukum mati. Yang menolak ini, karena prosesnya masih ada yang gelap. Karena itu kenapa para sipir-sipir itu harus diperbaiki," kata Nasir. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya