Ibu Bayi yang Meninggal Jadi Trauma Melihat Asap

Sumber :
  • Ist/picdaily
VIVA.co.id - Seorang bayi berusia 28 hari di Palembang, Sumatera Selatan, meninggal dunia pada Selasa, 6 Oktober 2015. Dia bernama Muhamad Husin Sahputra, anak pasangan Mursida dan Hendra Sahputra.
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Dia meninggal setelah menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat menghirup kabut asap. Tempat tinggal orang tuanya belakangan ini selalu terpapar kabut asap hasil kebakaran lahan.
Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Mursida (34 tahun), ibu korban, mengaku sudah mengikhlaskan anaknya. Namun dia masih sangat trauma setiap melihat kabut asap. Dia selalu sedih kala melihat asap. Apalagi Palembang termasuk daerah terparah terdampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan selama dua bulan terakhir.
Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat

Mursida menjelaskan, anaknya sempat demam tinggi selama tiga hari dan belakangan sesak napas. Anak ketiganya itu lahir melalui operasi sesar pada 11 September 2015. Bayi Muhamad Husin Sahputra lahir dalam kondisi sehat.

Setelah melahirkan, ia pun tinggal di rumah adiknya karena tempat tinggalnya tak memungkinkan untuk bayi yang baru lahir. Bayi Muhamad Husin tak pernah dibawa keluar rumah karena kondisi udara yang tak baik. Asap pekat selalu menyelimuti udara Palembang setiap pagi.

Namun sejak Senin lalu, anaknya sakit demam. Saat itu belum dirawat di puskesmas atau bidan. Setelah tiga hari sakit, baru pada Selasa pagi, bayi Muhamad Husin dibawa ke bidan dekat rumahnya. Namun baru keluar dari rumah, anaknya mulai susah bernapas.
 
Menurut mursida, saat keluar untuk memabawa bayinya, udara Palembang masih diselimuti asap pekat. Memang pada hari itu, 6 Oktober 2015, kondisi udara Palembang pada level berbahaya, Indeks Standar Pencemar Udara mencapai lebih 400 lebih.

Bayi Muhamad Husin sempat dirujuk ke rumah sakit dan langsung mendapatkan perawatan intensif. Namun dia tak tertolong pada Selasa malam.

Peristiwa bayi meninggal itu direspons Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Kota Palembang. Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, Linsianti Nuraini, mendatangi rumah keluarga bayi malang itu.

Menurut Linsianti Nuraini, pemerintah daerah sebenarnya sudah menyiagakan seluruh rumah sakit dan puskesmas selama bencana kabut asap masih melanda Sumsel. Seluruh tenaga medis pun diminta siaga.

Warga Palembang memang rentan terkena dampak kabut asap yang makin pekat akhir-akhir ini, terutama anak-anak dan ibu hamil. Warga yang tinggal di rumah-rumah tak layak huni lebih rentan, seperti keluarga Mursida yang tinggal di rumah berukuran tiga kali empat meter.

Menurut Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, selama Agustus-Oktober 2015, sudah lebih 26 ribu warga Palembang terserang ISPA karena kabut asap. (ren)

Purwantoro/Palembang
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya