Ayah Bayi Meninggal Jadi Cemas Si Sulung Ikut Direnggut Asap

Ayah Bayi Meninggal Jadi Cemas Si Sulung Ikut Direnggut Asap
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK Putra
VIVA.co.id - Seorang bayi berusia 28 hari di Palembang, Sumatera Selatan, meninggal dunia pada Selasa, 6 Oktober 2015.
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Bayi bernama Muhamad Husin Sahputra anak pasangan Mursida dan Hendra Sahputra itu meninggal setelah menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat menghirup kabut asap.
Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Mursida, ibu korban, mengaku sudah mengikhlaskan anaknya. Namun dia masih sangat trauma setiap melihat kabut asap. Dia selalu sedih kala melihat asap.

[Baca: ]
Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat

Apalagi Palembang termasuk daerah terparah terdampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan selama dua bulan terakhir.

Hendra Sahputra, ayah mendiang Muhamad Husin, juga mengaku ikhlas kehilangan si bungsu. Namun dia mencemaskan kesehatan Nurul Aisah (7 tahun), putri sulungnya.

Nurul kini mengeluh mengalami gangguan pernapasan dan demam. Dokter menyatakan Nurul menderita ISPA, serupa mendiang adiknya.

Sesak napas yang dideritas Nurul tak separah adiknya. Dia pun sudah mendapatkan perawatan medis dari dokter. Namun, Hendra Sahputra tetap mengkhawatirkan kesehatan Nurul bakal memburuk, apalagi kabut asap belum mereda di Palembang sehingga masih mengancam keselamatan anaknya.

Nurul kini dirawat seadanya di rumah keluarga miskin di Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang, itu. Ayahnya mencoba menenangkan diri dan berharap si sulung kembali sehat.

"(kondisi penyakit ISPA yang diderita Nurul) tidak parah, sudah dibawa ke dokter. Semoga tidak terjadi apa-apa," kata Hendra.

Hendra berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan segera memberikan solusi konkret agar bencana asap di wilayah itu cepat berakhir. Ia khawatir warga miskin sepertinya mengalami hal serupa karena kabut asap.

[Baca: ]

Rumah Hendra sangat sederhana. Dinding rumahnya terbuat dari susunan papan kayu dan memang banyak celah untuk asap bisa masuk ke dalam rumah.

"Semoga kabut asap cepat berakhir. Kasihan kalau ada lagi korban seperti ini. Jujur, saya masih sangat kehilangan dan terpukul sekali," kata pria yang berprofesi sebagai buruh bangunan itu.

[Baca:]

Mursida pun terlihat masih sangat terpukul atas kehilangan putra ketiganya. Ibu rumah tangga itu hanya diam dan murung mengenang buah hatinya yang baru dilahirkan lalu meninggal dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya