Kualitas Udara Sumatera Selatan Masih Sangat Buruk

Pesawat asing untuk penanganan bencana kabut asap
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Pantauan Satelit Moderate-resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) menunjukkan bahwa hotspot (titik panas) yang berada di Provinsi Sumatera Selatan berjumlah 9 titik pada Rabu 14 Oktober 2015.

DPR Pertanyakan SP3 atas Perusahaan Tersangka Pembakar Hutan

"Sehari sebelumnya, yaitu pada Selasa 13 Oktober, hotspot berjumlah 278 titik. Meskipun jumlah hotspot turun signifikan, kualitas udara yang diukur dengan konsentrat partikulat masih menunjukkan kualitas sangat tidak sehat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, Kamis, 15 Oktober 2015.
Zumi Zola Berikan Eskavator Tiap Kecamatan di Jambi


Sutopo mengatakan, 9 hotspot yang berada di Provinsi Sumsel tersebut, terdapat di Ogan Komering Ilir sebanyak 4 titik, Ogan Komering Ulu Selatan sebanyak 4 titik, dan di Ogan Komering Ulu 1 titik.


"Sebaran asap yang berasal dari Palembang ini masih berdampak pada kualitas udara tidak sehat di Jambi," kata Sutopo.


Meski jumlah hotspot turun drastis di sana, Sutopo menegaskan bahwa hal tersebut tidak menghentikan upaya operasi pemadaman api dan asap. Satuan Petugas Darat dan Udara terus melakukan pemadaman dan pendinginan di area terbakar dan berasap.


"Satgas Udara gabungan mengerahkan 8 unit angkutan udara dengan total pengeboman air sebanyak 553.500 liter. Pengeboman ini difokuskan di Indralaya, Simpang Tiga Sakti, Padang Sugihan, Pedamaran, Cengal, dan Air Sugihan," ujarnya.


Selain itu, Sutupo bilang bahwa dalam operasi udara tersebut digunakan 8 angkutan udara, antara lain yaitu, tiga pesawat Air tractor, Bombardier CL 415 Pelican, Hercules C130–Bomber 132, dan helikopter MI 8, Bolkow 105, serta Chinook Mustang 93.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya