- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
VIVA.co.id - Operasi besar-besaran untuk mengatasi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan dilakukan Pemerintah Indonesia degan bantuan sejumlah negara. Upaya pemadaman ini disebut sebagai operasi darurat asap terbesar yang dilakukan Indonesia.
Total 32 helikopter dan pesawat dikerahkan untuk operasi udara, yaitu 21 helikopter, 7 fixed wing water bombing, dan empat unit pesawat hujan buatan. Enam pesawat milik Malaysia, Singapore dan Australia, baik untuk water bombing atau memandu water bombing.Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, water bombing sebanyak 334 kali dilakukan di Sumatera Selatan yang meliputi wilayah Padang Susuka, Tulung Selapan, Indralaya, Banyuasin, Muara Kuang, Cengal, Sugihan), di Jambi di bagian timur 10 kali kali, Kalteng seperti di daerah Tanjung Puting, Kuala Kapuas, sebanyak 35 kali.
Kemudian di Kalimantan Selatan water bombing dilakukan hingga 73 di wilayah Pulau Pisau, Kuala Kapuas, Lingkar Utara, Sungai Renges dan di Kubu Raya Kalimantan Barat sebanyak 28 kali, dan di Riau sebanyak 32 menyasar daerah Pelalawan dan Kampar.
Sementara operasi di darat digelar dengan melibatkan 22.146 personel tim gabungan. Khusus di Riau ada 7.563 personel, Jambi 2.365 personel, Sumsel 3.694 personel, Kalbar 2.810 personel, Kalteng 3.445 personel dan Kalsel 2.269 personel.
"Begitu pula operasi penegakan hukum, pelayanan kesehatan dan sosialisasi juga digelar bersamaan," ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Jumat 16 Oktober 2015.
Menurutnya, Tidak mudah memadamkan hotspot yang terbakar secara masif dan terus meluas luas. Apalagi di lahan gambut kering yang seringkali menyala kembali dan terbakar di bawah permukaan. Pembakaran baru juga masih banyak terjadi sehingga hotspot terus fluktuatif.
"Pantauan satelit Terra-Aqua pada Jumat 16 Oktober 2015 menunjukkan hotspot di Sumatera 769 titik yaitu di Bengkulu 7, Jambi 97, Babel 64, Kepri 1, Lampung 38, Riau 22, Sumsel 537, Sumut 3. Sedangkan di Kalimantan 159 titik yang tersebar di Kalbar 19, Kalsel 5, Kalteng 134, Kaltim 1," katanya.