Pembantai Guru SD di Maluku 1995 Baru Terungkap

Ilustrasi.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
Demi Pokemon, Pelajar SMA Bunuh Siswa SD
- Dua warga Desa Larat, Kabupaten Maluku Tenggara, 20 tahun silam ditemukan tak bernyawa di pesisir Pantai Darwasit atau yang biasa disebut Tanjung Amerika, Kecamatan Kei Besar, Kota Tual, Maluku. 

Modus Baru Pencurian Rumah dengan Ketapel
Junaidi Rahangirit ditemukan pada tanggal 28 Agustus dan Marjan Rahawarin ditemukan 30 Agustus 1995.
 
Pria Ciputat Ditemukan Tewas dengan Tangan, Kaki Terikat
Selain itu, ada dua korban lainnya yang sampai sekarang jasad mereka tak ditemukan, yakni Muhammad Din Rahangirit dan Rahman Asis Rahangirit. 

Ke-empat pria tersebut merupakan korban dari pembunuhan sadis yang diduga dilakukan SR bersama komplotannya.
 
Elvi Rahangirit, istri almarhum Muhammad Din Rahangirit, mengatakan setelah menunggu lama mencari siapa pelaku pembunuhan suami dan dua anak dan adik iparnya, barulah diketahui, jika dalang dari aksi pembantaian keluarganya itu adalah tetangga sekampung.
 
"Kami sudah laporkan pelaku ke Polisi. Tuhan memang Maha Adil," ujar Elvi, kepada VIVA.co.id, Minggu, 18 Oktober 2015.
 
Menurut Elvi, pada 26 Agustus 1995 para korban melakukan perjalanan ke Kota Tual menggunakan Jonson (perahu mesin tempel) membawa uang Rp96 juta yang diisi dalam satu buah koper. 

Uang tersebut adalah hasil kerja keras mereka yang akan digunakan untuk ongkos naik haji dan sebagian lainnya ditabung.
 
Sayang, ketika dalam perjalanan, ada yang mencegat mereka di tengah laut. Para pelaku membantai semuanya dan merampas uang yang mestinya diserahkan ke bank di Kota Tual. 

Dua hari kemudian, warga temukan jasad suaminya di pesisir pantai. Berselang dua hari setelah itu, satu anaknya juga ditemukan beserta satu buah koper yang dalamnya tidak lagi berisi uang, tapi satu sendal jepit merek swallow. 

"Jadi mereka belum tiba di Tual, masih dalam perjalanan, tiba-tiba mereka dibunuh dan uang tabungan Rp60 juta dan uang persiapan haji sebesar Rp36 juta yang ada dalam tas koper dicuri. Mungkin keberangkatan suami saya sudah diikuti sejak dari rumah,"  kata Elvi. 

Terbongkarnya siapa yang diduga sebagai pelaku pembunuhan dikisahkan Elvi, jika dia mendengar kabar SR sebagai pelaku pembunuhan yang selama ini dicari polisi dari pengakuan salah satu kerabat dekatnya. Informasi itu didengar dari pengakuan istri pelaku. 

"Secara tidak sengaja, SR menceritakan kepada istrinya kalau dia pernah membunuh empat orang pada tahun 1995. Istri SR menceritakan hal itu kepada Arfa Tabubun, cerita dari Arfa berlanjut ke Zahra Rahawarin dan sampailah ke telinga keluarga kami," akui Elvi. 

Atas informasi ini. Elvi tak tunggu lama. Dia bersama kerabat dekat kemudian mendatangi kantor Polres Maluku Tenggara melaporkan SR ke Polisi dengan Nomor LP:STPL/164/VII/2015/Maluku/Res. 

Elvi berharap, polisi dapat segera mengembangkan laporan yang sudah disampaikan tertanggal 17 Oktober 2015. Sebab, selama ini setelah kejadian itu, pihaknya masih beharap ada keadilan yang mereka dapatkan. 

"Kami cukup menderita puluhan tahun atas kepergian suami kami, almarhum juga salah satu PNS yaitu guru SDN Larat Kecamatan Kei Besar Selatan," ujar Elvi.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya