- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
"Pantuan satelit Terra Aqua pada Senin (19/10/2015) pukul 05.00 WIB mendeteksi ada 1.545 hotspot di seluruh Indonesia. Jumlah sebenarnya sesungguhnya lebih banyak karena satelit tidak mampu menembus pekatnya asap di Sumatera dan Kalimantan," ujar Sutopo dalam rilisnya, Senin, 19 Oktober 2015.
Ia menyebutkan sejumlah hotspot tersebar di Indonesia bagian barat terdapat 520 titik. Hotspot tersebut diantaranya berada di Sumatera Selatan: 172 titik, Sumatera Utara 2 titik, Jambi 8 titik, Kalimantan Selatan 22 titik, Kalimantan Tengah 173 titik, Kalimantan Timur 119 titik, Riau 1 titik, Lampung 10 titik, Babel 8 titik, Jawa Tengah 1 titik, dan Jawa Timur 4 titik.
Lalu untuk Indonesia bagian tengah terdapat 801 titik diantaranya Sulawesi Barat 57 titik, Sulawesi Selatan 151 titik, Sulawesi Tengah 361 titik, Sulawesi Tenggara 126 titik, Sulawesi Utara 59 titik, dan Gorontalo 47 titik.
Selanjutnya untuk hotspot Indonesia bagian timur terdapat 224 titik diantaranya Papua 52 titik, Maluku 63 titik, Maluku Utara 17 titik, Nusa Tenggara Barat 25 titik, dan Nusa Tenggara Timur 67 titik.
Ia menjelaskan sebagian besar penyebab kebakaran hutan dan lahan adalah disengaja atau dibakar dalam rangka land clearing. Sebab dari 801 hotspot di Sulawesi berasal dari lahan pertanian dan perkebunan. Pembakaran. Adapun asap yang berasal dari hotspot yang ada, skalanya masih lokal.
Menurut dia, munculnya hotspot ini juga menunjukkan bahwa kebiasaan membakar masih berlangsung meski dampak bencana asap demikian besar, khususnya di Sumatera dan Kalimantan.