Sumber :
- ANTARA/Fiqman Sunandar
VIVA.co.id - Operasi perburuan pemimpin teroris Santoso dan kelompoknya di Sulawesi Tengah diperpanjang. Operasi yang dilakukan aparat Brigade Mobile (Brimob) Kepolisian Daerah setempat dan disebut Operasi Camar itu dilanjutkan hingga akhir tahun 2015.
Kepala Polri, Jenderal Badrodin Haiti, mengatakan bahwa polisi sudah menemukan lokasi persembunyian Santoso dan kelompoknya. Tapi dia tak merinci lokasi tepat markas kelompok teroris Mujahid Timur Indonesia (MTI) itu, sebab masih diselidiki.
"Jejak-jejaknya banyak. Ada bekas yang ditempati di situ, ada yang sudah pindah ke tempat lain. Banyak jejak-jejaknya di sana," kata Badrodin di Markas Besar Polri di Jakarta, Senin, 19 Oktober 2015.
Menurutnya, sebanyak seribu personel Brimob dikerahkan untuk memburu teroris yang ditengarai mendapatkan aliran dana dari kelompok Negara Islam Irak dan al-Syam (ISIS) itu. Dia meyakini tak lama lagi Santoso dan kawan-kawannya dibekuk.
Kelompok Santoso, menurut Polisi, telah membunuh tiga warga sipil di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tegah, pada pertengan September 2015. Korban tewas adalah Nyoman Astika (70 tahun), seorang transmigran asal Buleleng, Bali; Hengky (50 tahun), warga Tolai Barat, Dusun Matanpondo,Kecamatan, Torue; dan Cengklung (45 tahun), warga Desa Tanahlanto, Kecamatan Toure. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kelompok Santoso, menurut Polisi, telah membunuh tiga warga sipil di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tegah, pada pertengan September 2015. Korban tewas adalah Nyoman Astika (70 tahun), seorang transmigran asal Buleleng, Bali; Hengky (50 tahun), warga Tolai Barat, Dusun Matanpondo,Kecamatan, Torue; dan Cengklung (45 tahun), warga Desa Tanahlanto, Kecamatan Toure. (ren)