Pesawat Bantuan Asing Mulai Pulang, Sumsel Masih 'Membara'

Pesawat asing untuk penanganan bencana kabut asap
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA.co.id - Meski telah dibombardir melalui udara dengan menggunakan bantuan asing di sejumlah titik lahan gambut yang terbakar di wilayah Sumatera Selatan, saat ini titik hotspot masih terus membara. Kondisi pemadaman semakin dipersulit dengan pesawat bantuan asing satu per satu telah pulang ke negara asalnya.

Pesawat Hercules bantuan dari Australia telah kembali ke negaranya, pada Minggu, 18 Oktober 2015, untuk memadamkan kebakaran hutan di Negeri Kanguru itu.

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Kini, hanya menyisakan helikopter Chinnok bantuan dari Singapura. Sementara itu, pesawat bantuan dari Malaysia dijadwalkan pulang ke negaranya pada Selasa, 20 Oktober 2015.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, mengatakan, pesawat Hercules atau THOR N 405 LC telah berangkat pulang ke negaranya, hari ini, Senin, 19 Oktober 2015, sekitar pukul 08.00 WIB.

"Mengenai dukungan atau bantuan pesawat dari negara sahabat, untuk Australia, sudah beroperasi selama 5 hari dan pagi ini sudah kembali ke negaranya. Karena, Australia sendiri siaga kebakaran hutan, jadi tidak bisa berlama-lama di sini, pagi tadi jam 8 mereka terbang," kata Willem, Senin, 19 Oktober 2015.

Willem menambahkan, untuk bantuan pesawat Fix Wing dari Malaysia, seharusnya kembali pada Minggu, 18 Oktober 2015. Namun, keterbatasan masa operasi yang terhalang jarak pandang, dari seharusnya 7 jam per hari, hanya dapat beroperasi 4 jam sehari, Malaysia mengajukan untuk memaksimalkan waktu terbang yang tersisa 3 jam.

"Pesawat itu dioperasikan sehari itu 7 jam. Adanya keterbatasan jarak pandang, dia beroperasi 4 jam. Berarti masih ada 3 jam, sehingga, mereka bisa beroperasi sampai Senin dan Selasa pun akan kembali ke negaranya. Untuk helikopter (Chinnok) dari Singapura belum ditentukan sampai kapan," tuturnya.

Berdasarkan pantauan dari satelit BMKG, Senin, 19 Oktober 2015, titik hotspot masih terpantau di hampir seluruh wilayah Sumsel. Yakni, Kabupaten Banyuasin 1 titik hotspot, Lahat 3 titik hotspot, Merapi 1 titik hotspot, Mula Ulu 1 hotspot, dan Pulau Pinang 1 hotspot.

Kemudian, Semende Darat Ulu 1 hotspot, Gelumbang 2 hotspot, Funung Megang 4 hotspot, Lawang Kidul 1 hotspot, Muara Enim 2 hotspot, Tanjung Agung 3 hotspot, Babattoman 8 hotspot, dan Lais 1 hotspot.

Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat

Lalu, Sungai Keruh 2 hotspot, Cecar 5 hotspot, Muara Lakitan 21 Hotspot, Rawas Ilir 1 Hotspot, Rawas Ulu 4 titik Hotspot, Cengal 31 Hotspot, Mesuji 3 Hotspot, Pampangan 15 Hotspot, dan Pedamatan 9 Hotspot.

Selanjutnya, Pematang Panggang 5 Hotspot, Tulung Selapan 37 titik Hotspot, Batu Raja Timur 2 Hotspot, Lubuk Batang 1 hotspot, Sosoh Buay Rayap 5 titik hotspot, Muara Dua 1 titik hotspot, Madang SK 1 titik Hotspot, Simpang Empat 1 hotspot, dan Babalan 1 titik Hotspot.

1,7 Juta Orang Indonesia Terdampak Bencana dalam Enam Bulan
Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia

Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Di sejumlah wilayah Sumatera kini mulai terjadi kebakaran hutan lagi.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016