Pengamat: Menteri BUMN Bisa Terjemahkan Nawa Cita

Pameran Kereta Cepat China di Senayan City
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Kinerja Menteri BUMN, Rini Soemarno, dalam satu tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dinilai berhasil menghadirkan negara melalui BUMN yang aktif di dalam pembangunan. Misi Rini dalam mengelola BUMN juga menjadi bukti dia mampu menerjemahkan Nawacita Presiden Jokowi yang menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur.

Bentuk Holding BUMN, Menteri Rini Sowan ke Menko Darmin

Selama satu tahun ini, kinerja Rini mendapatkan sorotan dari politisi. Dia menilai bisa jadi memang hanya soal faktor kacamata saja. Bukan soal bahwa kinerja Rini sebagai menteri tidak perform. Sebab, secara kinerja kalau dilihat dari kacamata profesional tentu sejauh ini sudah cukup bagus.

"Secara profesional, apa yang sudah dilakukan Rini menurut saya patut diapresiasi," kata pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachri Ali, Senin 19 Oktober 2015.

Menurutnya, yang paling mencolok dalam pembangunan infrastruktur adalah proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Proyek itu mensinergikan BUMN bukan hanya antar BUMN Indonesia, tetapi juga BUMN China, karena konsorsium itu berlangsung sinergi antara Indonesia dan China.

"Itu belum pernah terjadi sebelumnya. Di bawah Rini sebagai Menteri BUMN, negara hadir dengan lebih 'kereng', lebih jelas, bahwa BUMN itu ada misi, bukan sekadar misi ekonomi pasar, tetapi konstitusional. Itu yang saya lihat," ujarnya

Kemudian, kata dia, tentang Penyertaan Modal Negara ke BUMN. Hal itu diusahakan betul oleh Rini, dalam rangka penguatan BUMN sebagai bentuk nyata mewujudkan Nawacita.

"Presiden Jokowi kan Nawacita-nya pembangunan infrastruktur, nah lalu kemudian diusulkan agar Bank Mandiri dapatkan PMN, dan maksudnya tentu saja agar Bank Mandiri bisa ikut berperan dalam pembangunan infrastruktur. Bank Mandiri itu memang untung, tetapi ketersediaan kapital mandiri tidak memadai untuk pembangunan infrastruktur," ujarnya.

Menurut Fachri, kalau BUMN seperti Bank Mandiri tetap melakukan support atas pembangunan infrastruktur tetapi tanpa adanya PMN, tentu akan menjadi ilusi.

"Maka dari itu harus dibantu oleh APBN menalui PMN. Kemudian Rini mendorong Mandiri sebagai BUMN ikut membiayai infrastruktur," tukasnya.

Hal itu, menurut Fachri, sangat penting karena selama ini pembangunan infrastruktur adalah satu hal yang sangat dihindari oleh perusahaan swasta. Sebab, pembangunan infrastruktur itu tidak membuahkan penghasilan atau keuntungan yang cepat.

"Misalkan pembangunan pelabuhan, bandara dll. Itu keuntungannya jangka panjang. Karena keuntungannya butuh jangka panjang dan swasta biasanya menghindari. Itulah yang kemudian mendorong BUMN harus masuk. Itu yang saya lihat dilakukan oleh Rini sebagai terobosan dalam mewujudkan Nawacita Presiden Jokowi, yang menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai program unggulan," ujarnya. (one)

Menteri BUMN Rini Soemarno

Terobos Pendemo, Menteri Rini Naik Motor Patwal

Agenda rapat di Kementerian Perekonomian.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016