Sumber :
- VIVA.co.id/istimewa
VIVA.co.id
- Entah apa yang ada dibenak Susanto (49) warga di Kota Palembang ini. Sebab, dia tega memperkosa anak kandungnya sendiri berinisial PS (23).
Mirisnya, perbuatan tersebut telah dilakukan Susanto sejak 7 tahun terakhir. Bahkan, PS telah menghasilkan dua anak atas perbuatan bejat Susanto.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Anak Dititipkan ke Pamannya, Malah Dicabuli
Mirisnya, perbuatan tersebut telah dilakukan Susanto sejak 7 tahun terakhir. Bahkan, PS telah menghasilkan dua anak atas perbuatan bejat Susanto.
PS sendiri, selalu diancam bapaknya itu sehingga merasa takut untuk melapor ke pihak kepolisian.
Puncaknya, Rabu malam, 21 Oktober, PS yang geram akhirnya memberanikan diri melapor ke Polresta Palembang lantaran tak tahan selalu melayani nafsu sang bapak. Hanya berselang beberapa jam, Polisi langsung membekuk Susanto di kediamannya.
Pengakuan Susanto, perbuatan bejatnya itu dilakukan lantaran terpeng film porno yang selalu dia tonton. Hingga akhirnya pertama kali putri pertamanya tersebut diperkosa saat berumur 16 tahun.
"Saat berumur 17 tahun anak saya mengandung hingga melahirkan anak perempuan," kata Susanto, saat di Polresta Palembang, Kamis 22 Oktober 2015.
Saat ini, anak hubungan Susanto dan putrinya itu sudah berusia 7 tahun. A (40), istri pelaku sekaligus ibu korban yang mengetahui hal tersebut pun marah sekaligus tak terima. Namun apalah daya, kemarahan A seolah tawar karena ancaman Susanto yang akan menganiaya dirinya dan anaknya.
"Istri saya tahu, tapi saya ancam jadi dia takut. Sekarang anak saya itu baru saja melahirkan lagi, usia bayinya 2 bulan," ujar bapak delapan anak ini.
Kasat Reskrim Mapolresta Palembang, Kompol Marully Pardede mengatakan telah mengamankan pelaku atas dasar laporan korban sekaligus anaknya.
"Saat ini masih kami periksa intensif mengingat perbuatan pertama kalinya itu dilakukan saat korban masih berusia 16 tahun, masih di bawah umur," katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
PS sendiri, selalu diancam bapaknya itu sehingga merasa takut untuk melapor ke pihak kepolisian.
