Bencana Kabut Asap, 503.874 Jiwa Sakit ISPA

Ilustrasi-Dampak pencemaran udara
Sumber :
  • ANTARA/FB Anggoro
VIVA.co.id -
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
Sebaran asap di Sumatera dan Kalimantan masih meluas. Bahkan asap telah menyebabkan kualitas udara menurun di Filipina, Malaysia dan Singapura. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa pantauan satelit Himawari menunjukkan asap tipis-sedang menutup Laut Jawa dan sebagian Jakarta tersapu asap tipis.

Kepala Pusat Humas dan Informasi Badan Nasional Penangguhan Bencana (BNPB) mengatakan, dampak asap akibat karhutla (kebakaran hutan dan lahan) telah menyebabkan 10 orang meninggal dunia di Sumatera dan Kalimantan, baik dampak langsung dan tidak langsung. Dampak langsung adalah korban yang meninggal saat memadamkan api lalu ikut terbakar, sedangkan tidak langsung adalah korban yang sakit akibat asap, atau sebelumnya sudah punya riwayat sakit lalu adanya asap memperparah sakitnya.

DPR Pertanyakan SP3 atas Perusahaan Tersangka Pembakar Hutan

"10 korban tewas ini di luar dari korban tujuh orang meninggal dan dua orang kritis saat mendaki Gunung Lawu kemudian terkepung karhutla dan akhirnya terbakar di Kab Magetan, Jawa Timur pada 18 Oktober 2015," ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 24 Oktober 2015.

Sutopo menambahkan, bencana asap juga telah menyebabkan 503.874 jiwa sakit ISPA di 6 provinsi sejak 1 Juli-23 Oktober 2015. Jumlah masing-masing provinsi adalah 80.263 di Riau, 129.229 di Jambi, 101.333 di Sumsel, 43.477 di Kalbar, 52.142 di Kalteng dan 97.430 di Kalsel.

Zumi Zola Berikan Eskavator Tiap Kecamatan di Jambi

"Kemungkinan jumlah penderita yang sebenarnya lebih daripada itu karena sebagian masyarakat sakit tidak berobat ke Puskesmas atau rumah sakit. Mereka berobat mandiri sehingga tidak tercatat," tambahnya.

Sementara itu, lebih dari 43 juta jiwa penduduk terpapar oleh asap. Data ini hanya dihitung di Sumatera dan Kalimantan. Data ini dianalisis dari peta sebaran asap dengan peta jumlah penduduk.

Lebih lanjut, Sutopo menjelaskan, bencana asap akibat dari karhutla adalah bencana buatan manusia. Akibat ulah manusia karena 99 persen penyebab karhutla adalah disengaja.

"Ini adalah kejahatan kemanusiaan yang luar biasa. Sekarang saatnya kita tidak saling menyalahkan tapi bagaimana mengatasinya secara cepat. Dengan skala kebakaran yang demikian luas tidak mungkin 1-2 minggu ke depan akan padam. Tapi semua ikhtiar kita lakukan bersama," ucap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya