Kekeringan 'Siksa' Warga di Perbatasan Timor Leste

Krisis air bersih membuat warga secara sembarangan mengonsumsi air, yang bisa jadi tercemar bakteri e-coli.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

VIVA.co.id - Krisis air bersih akibat musim kemarau panjang masih dirasakan 'menyiksa' warga di Nusa Tenggara Timur. Selama enam bulan berjalan, warga pun akhirnya hanya mengandalkan pasokan air dari dalam hutan yang jauh dari pemukiman.

Seorang ibu rumah tangga dari Desa Buk, Antonia Ana Kolfinis, mengatakan sangat berharap bantuan dari pemerintah pusat untuk mengatasi krisis air di tempat mereka. Salah satunya adalah dengan penyediaan tempat penampungan air permanen.

"Dengan adanya bak penampung air permanen dengan ukuran yang besar, maka bantuan air yang datang akan tertampung," kata Antonia, Senin 26 Oktober 2015.

Sejauh ini, bantuan distribusi air telah dikucurkan oleh Kodim 1618 Timor Tengah Utara dengan menggunakan dua unit tangki bantuan presiden.

Sebanyak 10 ribu liter air diberikan secara berkala sehingga bisa membantu meringankan 218 warga daripada harus mencari air hingga lima kilometer ke hutan.

"Distribusi air bersih ini kami lakukan sebagai upaya membantu meringankan beban masyarakat di daerah perbatasan yang belum pernah mendapat bantuan air bersih. Kami akan bagi merata ke seluruh desa di kabupaten TTU," kata Komandan Kodim 1618 TTU Letkol Arm Dodi Diantoro.

Atasi Krisis Energi Harus dengan Kerja Lintas Sektoral

Judith Lorenzo Taolin/NTT

Nyamuk gigit kulit manusia.

Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging

Perubahan iklim memicu perkembangan nyamuk jadi lebih banyak dan kuat

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016