Sumber :
- VIVA.co.id/Ali Azumar
VIVA.co.id
- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) perlu selalu diperbarui dan disiarkan pada warga di daerah bencana asap dan kebakaran hutan terjadi. Upaya ini bertujuan agar tidak semakin bertambah banyak jatuh korban akibat bencana ini.
"Saat ini sudah ada 19 orang meninggal akibat asap. Di antaranya 5 orang di Kalimantan Tengah, 5 orang di Sumatera Selatan, 5 Orang di Riau, 1 orang di Jambi, dan 3 orang di Kalimantan Selatan," ujar Khofifah di sela rapat koordinasi lintas kementerian terkait asap di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (28/10).
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Mensos Sebut Porseka Bagian Revolusi Mental
"Saat ini sudah ada 19 orang meninggal akibat asap. Di antaranya 5 orang di Kalimantan Tengah, 5 orang di Sumatera Selatan, 5 Orang di Riau, 1 orang di Jambi, dan 3 orang di Kalimantan Selatan," ujar Khofifah di sela rapat koordinasi lintas kementerian terkait asap di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (28/10).
Terkait pencegahan jumlah korban, kementerian sosial sendiri sudah mengupayakan dan menginstruksikan agar di tiap daerah tiap 30 menit selalu disiarkan melalui Radio Republik Indonesia (RRI) soal tingkat ISPU.
Tidak hanya melalui RRI, dinas sosial setempat juga bisa mengumumkan ISPU melalui pengeras suara yang dekat dengan tempat tinggal masyarakat. Sehingga ketika ISPU mencapai ambang batas yang tidak baik bagi manusia, warga bisa langsung dievakuasi oleh dinas sosial setempat.
Persoalannya, saat ia meminta pada dinas sosial dan masyarakat untuk evakuasi, tidak semua paham makna evakuasi. Sebabnya tiap tahun di daerah yang terkena dampak asap membuat masyarakat setempat seakan menjadi terbiasa dengan bencana asap tersebut.
Sehingga melihat asap malah sebagai sesuatu yang 'bersahabat'. Hal itu bisa terlihat karena saat ia turun langsung ke lapangan terdampak, 95 persen masyarakat tidak menggunakan masker.
Karena hal di atas, menurut Khofifah masyarakat dan dinas sosial setempat masih perlu diberi pemahaman dengan bahasa yang dimengerti masyarakat tersebut. Misalnya ketika masyarakat merasakan dirinya pusing, mual, dan sesak nafas agar segera mencari tempat yang aman atau tempat yang memiliki ruangan ber-AC.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Terkait pencegahan jumlah korban, kementerian sosial sendiri sudah mengupayakan dan menginstruksikan agar di tiap daerah tiap 30 menit selalu disiarkan melalui Radio Republik Indonesia (RRI) soal tingkat ISPU.
