Heboh Profesi Pelacur Masuk dalam Buku Pelajaran SD

Tulisan pelacur masuk dalam buku pelajaran anak SD
Sumber :
  • VIVA.co.id / D.A. Pitaloka (Malang)

VIVA.co.id - Kota Malang heboh dengan temuan kata pelacur di dalam Buku Kerja Siswa bahan ajar Tematik tentang Sehat Itu Penting untuk SD atau MI kelas V SD semester 1.

Dinas Pendidikan Sumsel Tak Tahu Ada Buku SD Bermuatan Seks

Pada halaman 34, ditemukan kata pelacur dalam buku yang didistribusikan oleh Dinas Pendidikan Kota Malang itu. Sekolah dan wali murid pun meresponsnya dengan berbagai sikap berbeda.

“Kami baru saja mengetahui soal ini dari grup Whatsapp, tolong dicek di halaman ini ada kata-kata ini,” kata Kepala Sekolah SDI Terpadu Ahmad Yani,  Murtini, Kamis malam 12 November 2015.

Buku Ajar SD Bermuatan Seks Beredar sejak 2011

Dalam topik ayo menambah wawasan dibeberkan berbagai macam bentuk tanggungjawab, mulai dari tanggungjawab terhadap keluarga, masyarakat, bangsa dan negara dan tanggung jawab terhadap tuhan.

Dalam tanggung jawab terhadap keluarga dicontohkan tanggung jawab yang harus dipikul ibu rumah tangga dengan tiga anak yang harus menjadi orang tua tunggal setelah suaminya meninggal.

Berbau Vulgar, Buku Pendidikan Jasmani SD Ditarik

Kutipan kalimat itu antara lain ‘ seorang ibu hidup dengan tiga anak, karena suaminya meninggal, dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya, walaupun harus menjadi pelacur sekalipun. Karena demi memberikan kehidupan dan bertanggung jawab atas ke tiga anaknya”.

Contoh kerja sebagai seorang pelacur dianggap tidak pantas dan bisa diganti dengan pekerjaan lain yang lebih mudah dimengerti oleh pelajar SD, seperti pembantu rumah tangga, pramusaji di warung atau yang lain.

“Buku ini baru datang satu minggu dan belum kami bagikan. Sekolah antisipasi dengan memberi tipe x dan mengganti dengan jenis pekerjaan lain. Buku ini kami dapat dari Dinas Pendidikan dan diwajibkan untuk semua sekolah,” katanya.

Menurutnya, buku itu kemungkinan besar tidak akan ditarik. Cacat yang tidak terlalu banyak menurutnya bisa diperbaiki dengan cara menutup dan mengganti dengan kata lain. "Tidak ada penarikan sampai sekarang, seandainya banyak (kesalahan) ya harus berani menarik,” katanya.

Sementara sekolah lain berharap agar buku itu segera ditarik. Sri Fatonah, guru kelas 5 SD Brawijaya Malang menyatakan sempat berpikir untuk menyobek halaman tersebut meskipun belum dilakukan. Menurutnya, lolosnya kata-kata itu bukanlah kesalahan cetak.

Soal temuan itu, Dinas Pendidikan Kota Malang mengaku akan segera berembuk untuk mengambil langkah tepat. Buku tersebut dibuat oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) di Kota Malang.

“Akan dirapatkan oleh pengawas untuk solusinya,” kata Kepala Bidang TK-SD Dinas Pendidikan Kota Malang, Suyitno.

Lolosnya kata-kata di dalam buku itu juga membuat sejumlah wali murid heran. Rikawati, ibu rumah tangga yang juga warga Kecamatan Kedungkandang kerepotan untuk menjawab pertanyaan putrinya yang menerima buku tersebut.

“Anak saya dapat buku itu baru beberapa hari lalu. Karena ramai-ramai ini dia kemudian bertanya tentang pekerjaan pelacur itu,” kata Rikawati.

Sementara jika tulisan dihapus, dia yakin akan lebih memancing rasa penasaran untuk mengorek kata-kata di balik tipe x tersebut. “Saya harus menjelaskan tentang pelanggan pelacur yang disebut si hidung belang, jadi agak susah juga menjelaskannya,” ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya