Dua Sosok Ini Dinilai Pantas Gantikan Jaksa Agung Prasetyo

Sumber :
  • ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id
Saleh Husin: Reshuffle Jadi Titik Balik Perbaikan Ekonomi
- Direktur Eksekutif Indonesia Justice Watch (IJW), Akbar Hidayatullah, mengatakan ada dua nama yang pantas dan ideal menggantikan Jaksa Agung, HM Prasetyo, saat ini.

Kejagung Janji Usut Pelanggaran HAM di Masa Lalu
Kedua nama itu adalah mantan Kepala Pusat Pemulihan Aset (PPA) Kejaksaan Agung, Chuck Suryosumpeno, atau yang saat ini menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku, dan mantan Ketua Komisi Kejaksaan, Halius Hosen.

Reshuffle Tak Pengaruhi Aturan TKDN
"Ada dua pandangan siapa sosok yang layak dan ideal menggantikan Jaksa Agung saat ini. Pendekatan yang pertama yang bisa dipakai, yakni pendekatan internal dan kedua pendekatan politik," kata Akbar, di Jalan Gunawarman Nomor 9 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu, 15 November 2015.

Akbar menerangkan, jika menggunakan pendekatan internal, maka sosok yang cocok menggantikan Prasetyo adalah sosok yang berintegritas, kompeten, memiliki usia produktif, memiliki prestasi nyata untuk kejaksaan.

Dia menilai, sosok dari kalangan internal yang cocok tersebut adalah mantan Kepala Pusat Pemulihan Aset (PPA) Kejaksaan Agung Chuck Suryosumpeno, atau yang saat ini menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku.

"Kalau dari internal pilih Jaksa yang berprestasi. Ini untuk contoh ke depan, Jaksa-Jaksa yang berprestasi reward-nya bisa jadi Jaksa Agung. Selama ini mereka yang berprestasi hanya jadi Wakil Jaksa Agung, kan kasian mereka. Kalau Pak Chuck dia itu sampai disekolahkan ke Belanda," ungkap Akbar.

Sementara itu, jika menggunakan pendekatan politik, kata Akbar, Presiden Joko Widodo harus mampu menyeleksi rekomendasi partai politik pendukung pemerintahannya dengan ketat serta yang memiliki track record baik, untuk menempati posisi Jaksa Agung yang baru.

"Kalau dari luar atau dari kalangan politik, beberapa mantan Jaksa yang pernah menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi kan bisa. Mereka cukup profesional dan saat ini banyak yang jadi kader partai, seperti Pak Halius Hosen yang pernah mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), tapi dicoret itu," kata Akbar. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya