Korban Kapal Karam Bertambah Jadi 20 Orang

Kapal tenggelam
Sumber :
  • @jurnalmaritim
VIVA.co.id - Korban kecelakaan Kapal Motor (KM) Wihan Sejahtera di perairan Pelabuhan Teluk Lamong, Surabaya, pada Senin, 16 November 2015, bertambah sembilan orang. Sejauh ini mereka dilaporkan selamat dan telah dievakuasi ke Rumah Sakit Port Health Center (PHC) di Surabaya.
Tim SAR Temukan 20 Jasad Korban Kapal Karam di Batam

Berikut ini kesembilan orang penumpang KM Wihan yang dilaporkan selamat:
Risma: Jerman Sumbang Rp1,5 Triliun untuk Bangun Trem

1. Humaryah (50 tahun), belum diketahui tempat tinggalnya.
Aplikasi Antibegal Bikinan Mahasiswa ITS
2. Sutaji (55 tahun), warga Surabaya.
3. Halima (61 tahun) warga Ende.
4. Safira (4 tahun) warga Ende.
5. Sukristanto (29 tahun) warga Ende.
6. Suryanti (25 tahun) warga Flores.
7. Sergio Neta (1,5 tahun) warga Flores.
8. Lisa Ngok (32 tahun) warga Flores.
9. Sumasti (32 tahun) warga Flores.

Jumlah sementara korban selamat kecelakaan itu sebanyak 20 orang. Berikut ini identitas kesebelas korban yang dilaporkan selamat sebelumnya, meski belum diketahui tempat tinggal atau daerah asal masing-masing:

1. Andri (22 tahun)
2. Hobi Laini (27 tahun)
3. Maria Yunita (22 tahun)
4. Ana (3 tahun)
5. Serlina (23 tahun)
6. Theresia (22 tahun)
7. Haris Efendi (23 tahun)
8. Susamah (55 tahun)
9. Heru Pusri Wibowo (44 tahun)
10. Fadli Alan (30 tahun)
11. Sisilia Mariana (42 tahun)

Belum semua penumpang dievakuasi dari kapal nahas itu berdasarkan informasi yang dirilis otoritas pelabuhan per Senin siang. Keluarga penumpang yang belum dievakuasi cemas menanti kabar anggota kerabat mereka.

Nurul Fitria, seorang keluarga dari penumpang kapal itu, mengaku cemas. Dua keponakannya belum diketahui keberadaannya. "Saya punya dua orang keponakan, namanya Robi dan Riki, mereka kakak-adik. Sampai sekarang belum ada kabarnya," ujarnya, sambil terisak.

Kapal oleng cepat

Nana, seorang penumpang yang selamat, mengaku sangat trauma akibat kecelakaan kapal yang ditumpanginya. Warga Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu mengingat peristiwa kecelakaan terjadi pada pukul 10.00 WIB. Saat itu, dia bersama suaminya sedang berada di buritan kapal.

"Waktu itu, suami saya, Mempi, ngajak tidur di ruangan untuk menikmati pemandangan, karena perjalanan kami akan jauh, mau ke Ende," kata Nana saat dirawat di Rumah Sakit PHC.

Setelah itu, cucu Nana berteriak kepadanya, memberitahukan bahwa kapal miring alias oleng. Mengetahui kapal dalam keadaan miring, dia mengajak cucunya keluar dan melompat ke laut. "Tapi, suami saya masih mikir. Makanya, saya tidak tahu suami saya itu selamat atau tidak," katanya, sambil terisak.

Nana berharap, suaminya bisa segera ditemukan. "Yang penting ditemukan dulu saja, saya sudah senang," dia berharap.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya