Presiden Jokowi 'Kecolongan' Ledakan Granat Duren Sawit

Ledakan di Duren Sawit
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Dalam pertemuan KTT negara-negara G-20, Presiden Joko Widodo juga menyinggung masalah terorisme dan radikalisme yang masih terjadi. Hal itu diungkapkan Jokowi menyusul tragedi Paris, Jumat lalu.

Ratusan orang tewas dalam aksi yang diduga dilakukan kelompok ISIS tersebut. "Ini merupakan tantangan yang perlu ditindaklanjuti dan disikapi bersama melalui tindakan konkrit," kata Presiden Jokowi.

Jokowi menekankan, perlunya persatuan negara-negara dan menghilangkan perbedaan haluan politik demi untuk membasmi terorisme. "Diperlukan pendekatan terpadu yang mengharuskan negara-negara bersatu dan mengesampingkan perbedaan politik untuk menghadapi ekstrimisme dan terorisme," kata Presiden Jokowi.

Dalam siaran tertulis yang disampaikan Anggota Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, Presiden Jokowi juga kembali menekankan perlunya koordinasi antar negara dalam menghadapi terorisme seperti ini.

Konflik yang masih terjadi, berdampak lahirnya migrasi ireguler. Banyak warga yang menjadi imigran, dan terdampar di negara-negara Eropa termasuk Turki.

"Untuk menyelesaikan masalah ini, menurut Presiden, perlu terlebih dahulu menyelesaikan akar permasalahannya, antara lain dengan memastikan pembangunan berimbang, menghentikan kekerasan dan penindasan, serta menghilangkan diskriminasi dan menegakkan demokrasi," jelas Ari.

Indonesia sebagai negara yang majemuk, dan pernah mengalami dampak terorisme, sudah menerapkan berbagai pendekatan yang bisa ditiru negara lain.

Presiden Jokowi menjelaskan, selama ini Indonesia menerapkan kombinasi pendekatan hard approach berupa penegakkan hukum dan keamanan, serta soft approach melalui pendekatan kebudayaan dan agama. Ini dilakukan sebagai upaya mengatasi ekstrimisme di Indonesia.

"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar serta negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, Presiden Jokowi berpendapat bahwa Indonesia adalah laboratorium yang menunjukkan bahwa Islam, demokrasi, dan kemajemukan bisa berjalan beriringan. Harmonisasi ini terlihat dimana kemajemukan dan toleransi itu sendiri merupakan kenyataan sehari-hari di Indonesia," jelas Ari.

Ledakan Duren Sawit, Kapolda: 90 Persen Tak Terkait Teroris

Ironisnya, saat Presiden Jokowi berbicara mengenai 'keberhasilan' Indonesia menyatukan kemajemukan, terjadi ledakan granat di Duren Sawit pada Senin dini hari tadi. Hingga berita ini diturunkan pihak kepolisian masih melakukan olah TKP untuk mengetahui motif dibalik ledakan tersebut.

Ledakan di Duren Sawit

Serpihan Granat yang Menancap di Korban Diserahkan ke Polisi

"Banyak serpihannya, bentuknya lempeng, keras."

img_title
VIVA.co.id
18 November 2015