Bahaya Longsor, Gubernur Jawa Barat Tetapkan Waspada Satu

Kapolda dan Gubernur Jabar saat kunjungi lokasi longsor Pangalengan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yadi
VIVA.co.id
1,7 Juta Orang Indonesia Terdampak Bencana dalam Enam Bulan
-  Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, atau yang biasa diakrab Aher menyatakan waspada satu untuk bencana alam, terutama longsor dan banjir, seiring perubahan musim.

Longsor Terjang Ratusan Rumah di Maluku

Menurut Aher, waspada 1 didasari pada peristiwa longsor yang biasa terjadi di wilayah Jabar, terutama saat memasuki musim hujan. Pasalnya, kondisi tanah di Jabar termasuk dalam kategori lahan subur yang biasa dijadikan tempat bercocok tanam masyarakat.
Detik-detik Mengerikan Longsor Condet


"Lahan subur itu biasa ditandai dengan mudahnya pergeseran lahan. Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap bahaya banjir dan longsor yang menyertai musim hujan tiba. Saya nyatakan ini waspada 1," kata Aher.


Dalam sepekan terakhir, sejumlah wilayah di Jabar dilanda longsor. Peristiwa longsor terbaru terjadi pada Minggu 15 November 2015, di mana jalan penghubung antara Kecamatan Sindangwangi dengan Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, longsor usai diguyur hujan selama dua hari terakhir. Imbas longsor, jalan tersebut kemudian ambles.


Sebelumnya, pertengahan pekan lalu, longsor juga terjadi di Kampung Pasuketan, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, yang menimbun delapan rumah warga.


Tanah di Jabar, kata dia, yang biasa dijadikan tempat bercocok tanam umumnya rentan menjadi kawasan longsor. Terlebih, petani biasa membuka lahan baru tidak jauh di sekitar wilayah yang telah dijadikan sebagai lahan bercocok tanam, sehingga luas lahan garapan mengalami pergeseran tanah.


Dia mengimbau masyarakat Jabar untuk mengantisipasi terjadinya bencana longsor, terutama di wilayah permukiman warga. Masyarakat harus segera pindah dari kawasan bahaya tersebut, sementara aparat pemerintah daerah terlibat aktif memindahkan ke kawasan lebih aman.


Menurut dia, jika kondisi memungkinkan, masyarakat bisa menempati dulu lahan dan aset milik Pemprov Jabar. Akan tetapi, tidak di setiap kota dan kabupaten terdapat aset tersebut, sehingga dibutuhkan kerjasama pemerintah kota dan kabupaten.


"Yang terpenting itu tidak ada manusia dan perumahan di sekitar kawasan yang berbahaya atau rentan longsor," kata Aher.


Sementara itu, berdasar pemetaan Badan Penanggulanganan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, menyebutkan ada lima wilayah paling rawan longsor di antaranya Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi.


Meski begitu, ada beberapa daerah lain yang juga termasuk rawan terjadi longsor. Salah satunya di Kabupaten Bandung, seperti peristiwa memilukan Mei lalu ketika bencana longsor terjadi di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, yang menimbun belasan warga.


Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Jabar, Hariadi, mengatakan pergerakan tanah di wilayah tersebut cenderung aktif, terlebih kontur tanah berupa perbukitan dan tebing.


BPBD memantau kawasan tersebut setiap saat, dengan cara melihat langsung atau berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota. Selain itu, BPBD Jabar telah menyiapkan langkah antisipasi, antara lain menyiapkan jalur evakuasi dan alat tanggap bencana di setiap BPBD kabupaten/kota di Jabar. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya