- ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
VIVA.co.id - Kepala Sekolah SDN 12 Sanur Denpasar, I Ketut Rutha memberikan keterangan sebagai saksi dalam kasus pembunuhan Engeline dengan terdakwa Margriet Christina Megawe, Selasa, 17 November 2015.
Pada kesempatan itu, Rutha memaparkan kondisi Engeline selama berada di sekolah.
Rutha mengakui, saat pergi ke sekolah, Engeline berjalan kaki dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Keterangan itu didapat dari mulut Engeline kala ia bertemu bocah delapan tahun tersebut saat terlambat datang ke sekolah.
Soal kondisi Engeline, Rutha memaparkannya begitu miris. "Secara fisik agak lemah. Sorotan mata menerawang," kata Rutha menjawab pertanyaan Ketua Majelis Hakim Edward Harris Sinaga, Selasa, 17 November 2015.
Baca juga:
Tak hanya itu, kondisi fisik Engeline juga semrawut. Pakaian lusuh, dan rambut berantakan. "Agak kotor, kurus, lesu, rambut acak-acakan seperti tidak disisir," ucap dia.
Di dalam kelas, Rutha mendapat laporan dari Wali Kelas Engeline jika anak angkat Margriet itu sering tertidur dan tidak fokus belajar. "Engeline sering terlambat, ketiduran di kelas. Anaknya juga pendiam," kata dia.
Lantaran kondisi fisiknya yang kumuh, Rutha mengaku sempat mengira jika Engeline berlatarbelakang keluarga tak mampu. "Saya sempat menduga sepertinya Engeline berada di lingkungan keluarga yang tidak mampu," ucapnya.
Hingga Rutha mengakui sempat terbersit untuk menjadi orangtua asuh bagi Engeline. "Saya sempat berkeinginan untuk menjadi orangtua asuhnya kalau dia orang tidak mampu," kata dia.
Baca juga: