Istana Akui Banyak 'Calo' Ingin Pertemukan dengan Freeport

Kementrian ESDM Perpanjangan Kontrak Freeport
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ismar Patrizki

VIVA.co.id - Istana dan PT Freeport Indonesia menjadi isu seksi belakangan ini. Terungkap, ternyata tidak hanya pihak-pihak tertentu yang berupaya mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden terkait Freeport.

Rampingkan Organisasi, Saham Induk Freeport Melonjak
Diakui pihak Istana, ternyata banyak calo perantara atau middle man, yang mencoba menghubungkan Istana dengan Freeport. Cara ini hampir serupa dengan pencatutan nama RI-1 dan RI-2 yang sudah dilaporkan Menteri ESDM Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

"Dalam konteks siapa saja yang bertemu dengan Freeport, maka ada beberapa orang yang mencoba untuk menjembatani kami, pemilik Freeport bertemu dengan kami," tutur Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam keterangan persnya, di Kantor Presiden, kompleks Istana, Jakarta, Selasa 17 November 2015.

Pramono menegaskan, tidak perlu ada pihak-pihak lain yang berupaya mempertemukan maupun mencatut nama Presiden. Pramono menegaskan, Presiden tidak akan menggunakan jasa-jasa pihak lain hanya untuk sekadar bertemu Freeport, perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu.

"Presiden menyatakan, tidak akan pernah bertemu melalui middle man atau arangement siapapun, karena Presiden bisa bertemu dengan pemilik Freeport tersebut," ujar Pramono.

Kasus ini mencuat, setelah Menteri ESDM Sudirman Said mengaku ada politisi terkenal dan berpengaruh, mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, dengan meminta jatah ke PT Freeport Indonesia. Senin 16 November kemarin, Sudirman melaporkan itu ke Mahkamah Kehormatan Dewan. 

"Anggota DPR tersebut menjanjikan suatu cara penyelesaian tentang kelanjutan kontrak Freeport dan meminta agar saham yang disebutnya akan diberikan kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla," ujarnya usai menyampaikan laporan kepada MKD di Gedung DPR RI, Senin, 16 November 2015.

Setelah itu, siapa nama politisi dan anggota DPR yang dimaksud, mulai mengerucut ke satu nama yakni Ketua DPR Setya Novanto, seperti inisial Sn dalam transkrip laporan yang beredar tersebut.

Novanto, sudah membantah juga. Dia mengaku, tidak pernah mencatut nama RI-1 dan RI-2 itu untuk kepentingan pribadi. Bahkan, bantahan itu juga disampaikan Novanto saat ketemu Wapres Jusuf Kalla di kantornya, Senin kemarin.

"Ya, saya harus menyampaikan karena saya tidak pernah menggunakan masalah-masalah ini untuk kepentingan yang lebih jauh. Jadi saya nggak pernah membawa nama-nama Presiden atau Wapres," kata Novanto, usai bertemu Kalla di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin, 16 November 2015.

Novanto mengaku, apapun yang dibicarakan menyangkut Presiden maupun Wakil Presiden, hanya masalah yang penting. Bukan untuk pribadinya tapi demi kepentingan bangsa dan negara.

"Dengan isu-isu tersebut tentu saya pasti menyampaikan bahwa saya tidak pernah membawa-bawa nama Presiden ataupun Wapres karena yang saya lakukan adalah yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara dan untuk kepentingan masyarakat Indonesia," ujarnya.

Novanto mengaku, dirinya berjuang untuk kesejahteraan masyarakat Papua. Tidak untuk kepentingannya sendiri. "Masalah Papua itu tentu saya selalu berjuang supaya masalah pendapatan daripada masyarakat di Papua akan lebih baik," katanya.
Salah satu tribun di Mimika Sports Complex

Papua Bangun Kompleks Olahraga Mewah untuk PON 2020

Pembangunan Mimika Sports Complex dibantu oleh PT Freeport Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2016