- Adib Ahsani
VIVA.co.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar simulasi pemilihan kepala daerah untuk satu pasangan calon. Simulasi ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan masyarakat yang wilayahnya hanya memiliki satu pasangan.
Simulasi ini dilakukan di TPS 03 Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Minggu 21 November 2015. Sejumlah komisopner KPU turut hadir untuk memantau secara lagsung jalanya simulasi ini.
Menurut Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay, simulasi ini dilakukan agar pemilih tahu tata cara memilih dengan benar, karena hanya diikuilti satu pasangan calon.
"Diharapkan simulasi ini dapat dipahami dan berjalan dengan baik. Jika ada kekurangan, itu akan disempurnakan kemudian," kata Hadar.
Komisioner KPU ini mejelaskan, pemilih hanya perlu mencoblos salah satu pilihan, SETUJU atau TIDAK SETUJU. "Jika dalam perhitungannya nanti banyak yang SETUJU maka, calon bida menjadi kepala daerah. Begitu juga sebaliknya," ujarnya.
Suara akan sah jika pemilih mencoblos satu antara dua pilihan tersebut. Tapi surat suara juga sah jika di coblos pada gambar dan kolom SETUJU, atau gambar dan kolom TIDAK SETUJU.
"Namun suara tidak sah jika mencoblos pada gambar pasangan calon saja," katanya.
Meski hanya diikuti oleh satu pasangan calon, menurut Hadar, bukan berarti tidak tidak ada kompetisi dalam sistem ini. Jika pasangan calon tunggal ini kalah dalam perolehan suara, maka dia tidak akan terpilih dan daerah itu akan mengikuti pilkada serentak pada 2017.
Sejauh ini ada tiga daerah yang memiliki satu pasangan calon, yaitu Kabupaten Blitar, Tasikmalaya dan Timor Tengah Utara. Aryanto seorang warga Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, mengaku tidak sulit mengikuti pilkada dengan satu pasangam calon.
"Sebelumnya sosialisasi untuk pencoblosan satu pasangan calon sudah pernah dilakukan oleh KPUD Kabupaten Blitar," katanya.
PDIP Masih Cari Momentum Baik untuk Umumkan Cagub DKI
Alasannya, saat ini masih sibuk bicarakan cagub daerah lain.
