Anak Gajah Sumatera Ditemukan Mati

Anak Gajah Di Kebun Binatang Ceko
Sumber :
  • REUTERS/Petr Josek
VIVA.co.id
Sampel DNA Ikan Aneh di Minahasa Dikirim ke Eropa
- Seekor anak gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) berusia dua tahun ditemukan mati di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo Kabupaten Pelalawan Riau, Jumat 20 November 2015. Gajah bernama Tino ditemukan tewas tidak jauh dari induknya yang sedang ditambatkan.

Petugas Bongkar Praktik Penjualan Satwa Langka di Surabaya

Dari pemeriksaan dokter hewan setempat tidak ditemukan tanda kekerasan terhadap Tino. Namun ada keanehan dalam organ tubuhnya.
Bandar Satwa Dilindungi Diringkus Petugas


"Usus Tino terdapat ruam-ruam merah yang kami duga akibat penumpukan gas pada ususnya. Penyebabnya banyak faktor, salah satunya bisa disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi rumput muda," ujar drh Muchlisin dari Dinas Peternakan Kabupaten Pelalawan Riau.


Menurut Muchlisin, kasus penumpukan gas dalam usus yang dialami gajah, umumnya memang berlangsung cepat dan dapat berakibat fatal pada gajah yang dalam kondisi tidak sehat. "Berlangsung dalam hitungan jam dan dapat berakibat fatal," katanya.


Gajah Tino merupakan anak keempat dari gajah hasil kerjasama WWF Indonesia, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan Balai Taman Nasional Tesso Nilo.


Seperti dikutip dalam keterangan pers yang diterbitkan WWF, sepanjang 2015 di Riau tercatat sudah ada sembilan ekor gajah yang ditemukan mati. Empat diantaranya merupakan korban perburuan, tiga mati di konsensi PT RAPP dan lainnya dua anak gajah yakni Nela dan Tino.


Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Tandya Tjahjana, mengaku telah menurunkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk melakukan pemeriksaan terhadap jasad Tino dan lokasi sekitar kematiannya sebagai langkah awal untuk melakukan penyidikan terhadap kematian anak gajah ini.


”Laporan dari petugas kami dan kesimpulan sementara dokter hewan yang melakukan nekropsi tidak menemukan tanda-tanda yang mencurigakan. Untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian Tino, kami mengirimkan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium ke Balai Veteriner Bukit Tinggi,” kata Tandya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya