Kala Margriet Marah Minumannya Dicampur Pembersih Lantai

Andika, bersaksi di sidang pembunuhan Engeline.
Sumber :

VIVA.co.id - Terdakwa pembunuh Engeline, Margriet Christina Megawe, dikenal memiliki banyak binatang peliharaan mulai dari ayam, anjing dan kucing. Hal itu juga diakui oleh Andika Andaconda, driver di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Jalan By Pass Ngurah Rai yang menjadi saksi dalam persidangan pembunuhan Engeline.

Perkenalan Andika dengan Margriet saat ibu angkat Engeline itu berbelanja kulkas di tempat ia bekerja. Andika bertugas mengantarkan kulkas yang dibeli Margriet. Selesai mengantar barang pesanan, Margriet bercerita kepada Andika jika ia membutuhkan pembantu untuk mengurus ternaknya.

"Untuk merawat ayam dan anjing," kata Andika menirukan perkataan Margriet kala menjadi saksi untuk terdakwa Agus Tay Hamba May di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Selasa 24 November 2015.

Untuk berkomunikasi lebih lanjut, Margriet memberikan nomor telepon kepada Andika. Kala itu, Margriet tak mengenalkan diri. Andika lantas menyimpan nomor Margriet dan memberinya nama 'Ibu Juragan Ayam'.

"Di HP saya tulis namanya ibu juragan ayam. Saya belum tahu namanya. Tapi karena banyak ayam di rumahnya saya tulis saja begitu," ucapnya.

Agus Lolos Dakwaan Bunuh Engeline, Jaksa Target Margriet?

Andika mengakui jika kondisi rumah Margriet sangat jorok. "Jorok rumahnya. Banyak kotoran ayam. Saya lihat waktu saya masuk," jelas Andika.

Tak lama kemudian, Andika bertemu dengan Agus di sebuah loundry di Denpasar. Ia bertanya kepada Agus, apakah ia sudah bekerja. Saat itu, Agus mengaku belum memiliki pekerjaan. Dengan cepat Andika menawarkan Agus pekerjaan seperti dibutuhkan Margriet. Agus setuju. Andika kemudian menghubungi Margriet.

Hari itu juga mereka bertemu Margriet. "Saya bertemu bertiga dengan Margriet dan Agus. Waktu itu Agus diterima bekerja dengan gaji Rp1 juta. Dia diminta tidur di rumah Margriet, makan juga di sana," katanya.

Selama berkunjung ke rumah Margriet, Andika mengaku tak pernah melihat Engeline. Setelah satu minggu Agus bekerja, Andika baru melihat wajah bocah mungil tersebut. Kala itu Margriet menelepon Andika. Ia komplain terhadap cara kerja Agus. Sore hari usai bekerja, Andika mengunjungi rumah Margriet.

Margriet bercerita bahwa ada yang memasukkan pembersih lantai ke tempat minum Margriet. "Margriet bilang sudah tanya ke Agus dan Engeline, keduanya mengaku tidak melakukan itu. Saya lihat Engeline berada di dalam kamarnya," kata Andika.

Pada saat itu, Margriet meminta kepada Andika agar memberitahu Agus bekerja dengan rajin. Usai itu, Margriet masuk ke dalam kamarnya. Andika melihat Margriet menarik tangan Engeline. Tak lama setelah itu, Andika mendengar Engeline menangis karena dimarahi Margriet.

"Saya dengar Margriet bilang 'Kalau kamu jadi anak itu jujur saja, jangan bohong-bohong jadi anak'. Waktu itu saya juga dengar Engeline jawab 'bukan saya bu'," cerita Andika. Tak lama kemudian Margriet kembali ke luar kamar. Ia kemudian memarahi Rahmat Handono yang mengontrak kamar kos di rumah Margriet.

"Kenapa pipanya dicabut. Airnya tidak ke luar," kata Margriet kepada Handono.

Tak lama setelah itu, Andika memilih pamit pulang. Lantaran Margriet masih diselimuti amarah, Andika tak berani pamit kepadanya. Ia hanya pamit kepada Agus, Rahmat Handono dan istrinya, Susiani.

"Waktu saya pulang, saya masih dengar Engeline masih menangis," ucap dia.

Pada saat Engeline dinyatakan hilang pada 16 Mei, Andika mengaku mengetahui dari internet. Namun, pada 17 Mei malam Margriet sempat menelepon dirinya.

Pembunuh Engeline Dituntut 12 Tahun Penjara

"Margriet bilang 'Dik, kamu lihat Engeline?' Waktu itu saya jawab 'kok ibu tanya saya'. Langsung dimatikan HP-nya," terang Andika.

Pada 18 Mei, giliran Agus yang menghubunginya. Agus bercerita jika ia diinterogasi oleh polisi dan wartawan atas hilangnya bocah yang kala itu duduk di bangku kelas 2 SDN 12 Sanur, Denpasar itu. (ren)

Ibu Angkat Engeline: Saya Tidak Bilang Begitu, Dasar Iblis!

Margriet Dituntut Hukuman Seumur Hidup, Pengacara: Tak Adil!

Pengacara Margriet menilai tuntutan itu imajinatif.

img_title
VIVA.co.id
4 Februari 2016