Kesenjangan Bisa Picu Aksi Terorisme

Polisi saat mengamankan sejumlah atribut mirip ISIS di Solo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodik

VIVA.co.id - Ketua Pengurus Pusat Muhamadiyah Haedar Nashir menyampaikan dua masukan terkait kemungkinan kelompok radikal ISIS menjadikan Indonesia sebagai target operasi setelah peristiwa teror di Paris.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

Menurutnya, pemerintah harus mengefektifkan Badan Intelijen Negara (BIN) dan aparatur negara mulai dari pusat hingga daerah untuk menjadi benteng munculnya radikalisme. Pemerintah juga diminta untuk tidak sekadar reaktif terhadap persoalan ini.

"Ini terjadi karena kesenjangan dan marjinalisasi. Maka harus ditutup dengan menciptakan kesejahteraan dan keadilan dan membangun pemahaman keagamaan yang komprehensif," ujar Haedar usai bertemu Wakil Presiden di Istana Wapres, Jakarta, Selasa, 24 November 2015.

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

Ia mengatakan, masyarakat juga perlu diimbau untuk meredam dan menyaring benih radikalisme, baik karena agama atau paham sosial lain yang sama membahayakan. Ia yakin, paham ISIS tidak akan mudah menyebar di Indonesia.

"Karena kekuatan agama di Indonesia yang moderat. Lalu kita relatif memiliki pengalaman untuk tahan terhadap peristiwa seperti itu. Tapi kita harus waspada, jangan lengah karena kita tidak tahu persis dari gerakan seperti ini. Kita harus waspada tapi tetap normal."

UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game

Sebelumnya, kelompok afiliasi peretas Anonymous OpParisIntel menemukan rencana penyerangan ISIS yang diduga menyasar Indonesia. Target yang disasar antaranya Masjid Al-Jihad Karawang, Jawa Barat, yang menggelar kegiatan Karawang Mengaji yang diadakan komunitas One Day One Juz (ODOJ).

Baca juga:

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya