Saat Daging Steak Anak Bung Karno Mental ke Piring Kennedy

Bung Karno dan Jhon F Kennedy
Sumber :
  • VIVA.co.id / Dody Handoko

VIVA.co.id - Guntur Soekarnoputra, pada tahun 1961 berkesempatan makan siang di ruang makan White House. Ia dan adiknya, Megawati, diajak sang bapak, Bung Karno, menghadiri jamuan makan siang di Gedung Putih.

Peran Penting Kerajaan Kotawaringin Bagi Kemerdekaan RI

Menurut catatan Guntur dalam bukunya Bung Karno, Ayahku, Guruku  dan Kawanku, semua makanan yang dihidangkan sama sekali tidak ada yang menggugah selera, kecuali satu, steak daging sapi yang begitu enak.

Guntur sangat menikmati saat garpu menusuk daging, dan pisau digunakan untuk mengiris daging. Lantas sekerat daging empuk menghampiri lidah melayanglah cita rasa steak ala White House.

Curahan Hati Bung Karno yang Jadi Sasaran Pembunuh

Nah, entah tusukan yang ke berapa, entah irisan yang ke berapa, Guntur menjumpai bagian daging yang begitu alot. Itu artinya, Guntur harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menundukkan si daging alot tadi.
 
Apa yang terjadi kemudian? Pada irisan dengan tekanan penuh, si daging pun melawan, mencelat dan wuusshh, daging itu terbang melayang jatuh tepat di piring Presiden Kennedy.

Wajah keenakan Guntur berubah menjadi pucat, takut dan Kennedy tahu situasi itu, kemudian mencairkan suasana dengan kalimat bersahabat dalam bahasa Indonesia terbata-bata. “Hati-hati, tidak apa-apa, rupanya juru masak kami kurang teliti dalam memasak steak sehingga agak alot untuk diiris,” kata Kennedy waktu itu.

Menguak Ambisi Bung Karno Bangun Gedung Sarinah

Bung Karno menimpali, “Well John, rupanya putraku tahu bahwa kau sekarang punya senjata ampuh paling mutakhir yaitu ICBM (inter continental balistic missiles) sehingga ia mengirimkan juga sebuah “missiles” nya buat tandingannya.”
 
“Ha…ha…ha… that’s right.”, Kennedy tertawa menyambut humor Bung Karno. Tapi pasti di benaknya ia berpikir keras, darimana Soekarno tahu Amerika sekarang punya ICBM? Sedangkan informasi itu masuk kategori top secret di Amerika Serikat. Bahkan rakyat Amerika sendiri tidak tahu.
 
Syahdan, jamuan makan siang pun selesai. Giliran acara berpamitan. Kennedy sebagai tuan rumah yang baik, mengiringkan langkah Bung Karno keluar White House menuju mobil kepresidenan yang hendak membawa Bung Karno dan rombongan kembali ke hotel. Sambil berjalan, keduanya pun bercakap-cakap tetap dengan akrabnya. “John, dari tadi saya tidak melihat Jackie, ke mana dia?”

Kennedy spontan menjawab, “Oh ya, tadi aku lupa menyampaikan permintaan maafnya. Ia berhalangan ikut makan siang bersama kita karena sedang ke luar kota untuk suatu acara. Dan itu berarti, bahwa di Washington malam ini ada dua orang ‘bujangan’ yang berbahagia!!! Kau dan saya!!! Betul atau tidak Mr President?
 
“Ha…ha…ha… John…. Kau betul-betul sahabatku yang baik.”

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya