Sumber :
- VIVA.co.id/Januar Adi Sagita
VIVA.co.id - Calon wali kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma, mengaku ditelepon Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sesaat setelah dia dinyatakan unggul dalam perolehan suara versi hitung cepat (quick count) pilkada kota itu pada Rabu, 9 Desember 2015.
Megawati, katanya, memberikan ucapan selamat atas kemenangan itu meski baru berdasarkan hasil hitung cepat, bukan penghitungan sebenarnya di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Waktu itu beliau telepon ke saya setelah saya menyampaikan pidato kemenangan di posko yang ada di Jalan Kapuas,” ujar Risma di Surabaya pada Kamis, 10 Desember 2015.
Selain menyampaikan ucapan selamat, Megawati juga menyampaikan sejumlah pesan kepada Risma. Salah satunya adalah agar Risma tetap siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang.
“Waktu itu saya bilang ke beliau: ‘Bu, saya takut dan tidak kuat, khususnya terhadap black campaign (kampanye negatif) yang sangat kencang’. Tapi Ibu Mega malah bilang ke saya, bahwa saya harus kuat dan berani,” ujarnya.
Selain Mega, tokoh lain yang juga mengucapkan selamat adalah Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto. “Waktu itu Mas Hasto telepon ke saya malam-malam sekitar jam 23.00 WIB, dan mengucapkan selamat atas kemenangan saya,” katanya.
Ketua Tim Pemenangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, Didik Prasetiyono, mengaku menerima ucapan selamat dari pasangan pesaing, yakni Rasiyo-Lucy Kurniasari. “Tapi ucapannya datang dari tim suksesnya, itu pun di grup WA (aplikasi percakapan WhatsApp), dan bukan dari Pak Rasiyo atau Ning Lucy langsung,” kata Didik.
Risma mengklaim memenangkan Pilkada Surabaya dengan perolehan suara yang cukup mutlak. Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) PDIP, partai pengusungnya, Risma berhasil meraup suara sebesar 86,4 persen.
Rivalnya, yaitu Rasiyo-Lucy Kurniasari, hanya mendapatkan suara sebesar 13,6 persen. Berdasarkan jumlah itu, Risma berhasil memenangkan pilkada di hampir semua tempat pemungutan suara (TPS). Risma hanya kalah di dua TPS di kawasan Dolly.
Halaman Selanjutnya
“Waktu itu saya bilang ke beliau: ‘Bu, saya takut dan tidak kuat, khususnya terhadap black campaign (kampanye negatif) yang sangat kencang’. Tapi Ibu Mega malah bilang ke saya, bahwa saya harus kuat dan berani,” ujarnya.
