Provokator Demo Bentrok Tambang Banyuwangi Masih Berkeliaran

Salah satu tersangka bentrok tambang Banyuwangi
Sumber :
  • Viva.co.id/Nur Faisha
VIVA.co.id - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur masih memburu provokator atau otak penggerak demonstrasi tambang emas berujung bentrok di Desa Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi.
Tiap Kecamatan di Banyuwangi Difasilitasi Internet Kencang

Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, mengatakan bahwa sampai kini polisi belum menangkap penggerak warga yang merusak dan membakar bangunan di area tambang emas yang dikelola PT Bumi Suksesindo (BSI) itu.
Menemukan Surga Dunia di Banyuwangi

Hingga kini, tersangka kasus itu masih tiga orang, yakni SG (19 tahun), SU (45 tahun), dan SN (42 tahun). Ketiganya masih terus dikorek keterangannya oleh penyidik guna dicari tahu siapa saja yang patut dimintai pertanggungjawaban pada peristiwa bentrokan tambang emas di kawasan pegunungan Tumpang Pitu itu. (perkembangannya) masih seperti kemarin," kata Argo kepada VIVA.co.id, Minggu malam, 13 Desember 2015.
Ini Enam Tempat Wisata Terpopuler di Banyuwangi

Sebelumnya, Kepala Polda Jatim, Inspektur Jenderal Polisi Anton Setiadji, mengakui bahwa polisi tengah memburu penggerak demonstrasi warga dalam peristiwa bentrokan tambang Banyuwangi itu. "Yang dicari penggeraknya, bukan penyandang dana seperti informasi beredar," ujarnya.

Anton maupun Argo menolak menjelaskan apakah identitas si penggerak sudah diketahui penyidik atau belum. Informasi diperoleh VIVA.co.id, warga yang mendemo area tambang PT BSI digerakkan tokoh berpengaruh di Pesanggaran. Penggerak itu diduga yang memfasilitasi warga berdemo.

Bentrokan antara ratusan warga dan polisi pecah di lokasi tambang emas milik PT BSI pada Rabu, 25 November 2015. Kerusuhan bermula ketika warga penolak tambang menggelar pertemuan dengan manajemen PT BSI dan Muspida Banyuwangi yang dimediasi Polres. Warga meminta tambang ditutup karena khawatir kawasan pegunungan Tumpang Pitu sebagai lokasi tambang tidak bisa lagi jadi tameng bencana alam, seperti tsunami.

Pertemuan tidak menemukan kata sepakat. Warga lalu mendatangi lokasi tambang untuk berdemo. Polisi berhasil mengendalikan keadaan. Sempat berhenti, malamnya ratusan warga kembali berdemo dan berakhir bentrok. Versi polisi, akibat peristiwa itu, dua warga mengalami luka-luka dan dua orang polisi juga terluka. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya