Nekat ke Zona Terlarang Gunung Bromo, Mobil Terjebak Pasir

Sumber :
  • Akun Twitter @Sutopo_BNPB

VIVA.co.id - Sebuah mobil dilaporkan terjebak lautan pasir di Gunung Bromo pada Kamis, 17 Desember 2015. Mobil Toyota Avanza bernomor polisi N 1435 KH terjebak setelah nekat menerobos kawasan yang dilarang dilintasi di Bromo.

Bromo Erupsi, Bandara Abdulrachman Saleh Ditutup

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pengemudi mobil itu mengabaikan larangan otoritas setempat karena Gunung Bromo sedang erupsi dan berstatus siaga.

“Akibat tidak menghiraukan larangan, nekat masuk ke area radius terlarang Gunung Bromo melewati jalur Tosari Pasuruan,” kata Sutopo, dikutip dari akun resmi Twitter-nya, @Sutopo_BNPB.

Gunung Bromo Semburkan Abu Setinggi Satu Kilometer

Sutopo tak menjelaskan identitas pengemudi mobil berwarna putih itu. Begitu juga kondisinya setelah terjebak pasir: baik-baik saja atau mengalami luka.

Dia hanya memastikan bahwa mobil itu “Terjebak di pasir akibat nekat masuk ke area radius terlarang Gunung Bromo melewati jalur Tosari di Pasuruan.”

Status Turun, Kaldera Bromo Dibuka untuk Wisatawan

Status aktivitas Gunung Bromo naik menjadi siaga sejak 4 Desember 2015. Aktivitas vulkanik gunung itu terus meningkat hingga 17 Desember 2015. Tetapi status aktivitasnya masih tetap di level III atau siaga.

Berdasarkan pengamatan Pos Pantau Gunung di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, pada Rabu pagi, 16 Desember 2015, suhu kawah Bromo terpantau meningkat dengan rata-rata skala tremor dominan yang juga meningkat. Arah angin pada pagi meniupkan asap erupsi bergerak ke tenggara menuju wilayah Lumajang.

Peningkatan suhu dari asap yang keluar menandakan ada aktivitas magma yang semakin naik menuju permukaan. “Jika terjadi secara terus-menerus dan suhunya meningkat signifikan, bisa menjadi tanda magma yang semakin dekat ke permukaan," kata Deri Alhidayat, petugas Pos Pantau Gunung Api Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, kemarin.

Berdasarkan pengamatan pada pagi itu, petugas juga mengeluarkan alat ukur electronic diatance measurement (EDM) yang berfungsi mengetahui terjadinya penggembungan di tubuh Gunung Bromo, Gunung Batok, dan Gunung Kursi. Penggembungan atau deformasi menandakan tekanan di dalam gunung.

“Magma yang akan keluar menekan gunung dan membuat terjadinya deformasi meski ukurannya sangat kecil sekali," kata Wahyu Andrian Kusuma, pengamat lain pada Pos Pantau Gunung Api Bromo. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya