- VIVA.co.id/Mohammad Zumrotul Abidin
VIVA.co.id - Mantan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma, mengaku tidak mempersoalkan adanya transportasi berbasis aplikasi, seperti GrabBike, Gojek dan lainnya. Diketahui, sebelumnya transportasi semacam itu sempat dilarang oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Risma menganggap, sistem transportasi berbasis aplikasi tidak perlu dipermasalahkan. Alasannya, pada dasarnya semua sistem transportasi bisa disinkronkan satu sama lain. Tak hanya itu, transportasi berbasis aplikasi juga menjadi solusi atas masalah transportasi yang selama ini muncul, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah.
“Itu tidak masalah kok. Walaupun Pemkot Surabaya sendiri juga sudah memiliki konsep untuk membuat sistem transportasi massal yang bagus, jadi tinggal sinergi saja," kata dia usai menghadiri seminar di Universitas 17 Agustus (Untag), Surabaya, Sabtu 19 Desember 2015.
Terkait konsep transportasi massal yang akan dikembangkan di Surabaya, menurut Risma, konsep itu tidak akan banyak berubah. Dalam hal ini, konsep transportasi yang murah, efisien dan bisa menghubungkan seluruh kawasan yang ada di Surabaya. Di antaranya bisa dengan sistem trem, bus, atau alat transportasi lainnya.
“Yang namanya konsep itu tidak boleh mudah berubah, kalau sedikit-sedikit berubah, maka tidak akan jadi-jadi itu sistem transportasi," ujar Risma.
Diketahui, sebelumnya Kemenhub mengeluarkan larangan izin beroperasi bagi semua sistem transportasi berbasis aplikasi. Alasannya, sistem transportasi semacam itu belum memenuhi standar keamanan dan kenyamanan penumpang.
Anehnya, belakangan larangan itu justru dicabut kembali oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Jonan mencabut larangan itu setelah mendapatkan teguran dari Presiden Joko Widodo. (one)
Tren Grab dan Uber, Indosat Sokong Taksi Online Lokal
Indosat kerja sama dengan Taksi Citra Malang
