Sumber :
- ANTARA/Saptono
VIVA.co.id
- Putri mantan Presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur, Yenny Wahid mengungkapkan, peringatan wafatnya sang ayah sengaja digelar besar-besaran dengan tema 'Merawat Tradisi, Merajaut Hati'. Diambilnya tema tersebut untuk saling menjaga silahturahmi.
Menurut Yenny, belakangan ini Indonesia banyak menjadi sorotan dari dunia Ekonomi, Politik dan agama. Untuk itu perlunya menjaga silaturahmi untuk mencegah konflik tersebut.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Rizal Ramli Dukung Pemulihan Nama Gus Dur
Menurut Yenny, belakangan ini Indonesia banyak menjadi sorotan dari dunia Ekonomi, Politik dan agama. Untuk itu perlunya menjaga silaturahmi untuk mencegah konflik tersebut.
Baca Juga :
Menko Luhut Dukung Pelurusan Nama Baik Gus Dur
"Spirit merajut hati merupakan perjuangan Gus dur sebagai cermin menjaga keberagaman yang mengedepankan wisdom," kata Yenny yang ditemui di sela-sela peringatan Haul 6 Gus Dur di kediamannya, kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu, 26 Desember 2015 malam.
Yenny menambahkan, banyaknya masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, yang harusnya saling memiliki toleransi yang kuat. "Banyak pemimpin di dunia yang saya temui mengatakan ingin belajar kemajemukan dan toleransi yang ada di Indonesia. Kita harus berbangga," katanya.
Dan dengan diadakannya peringatan enam tahun kepergian Gus Dur, Yenny terus menyiarkan kegigihan sang ayah.
"Kami berharap agar kegigihan sikap Gus Dur memperjuangkan toleransi akan semakin diamalkan di masyarakat. Melalui Haul enam Gus Dur ini dapat menjadi sarana merajut keretakan sosial," ujarnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Spirit merajut hati merupakan perjuangan Gus dur sebagai cermin menjaga keberagaman yang mengedepankan wisdom," kata Yenny yang ditemui di sela-sela peringatan Haul 6 Gus Dur di kediamannya, kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu, 26 Desember 2015 malam.
