Alasan Polri Tak Libatkan Warga Memburu Kelompok Santoso

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Anwar Sadat.

VIVA.co.id - Kepolisian Indonesia memburu kelompok teroris Mujahid Indonesia Timur pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.

Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal (Pol) Badrodin Haiti, menuturkan alasan tidak melibatkan masyarakat dalam perburuan kelompok Santoso, lantaran masyarakat kehidupannya akan terganggu.

"Kita sangat riskan melibatkan masyarakat dalam pengejaran kelompok Santoso. Karena hidup masyarakat nanti bisa dihantui teror. Orang yang dekat dengan polisi saja, bisa dianggap mata-mata polisi," ujar Badrodin Haiti di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Desember 2015.

Perburuan kelompok Santoso akan dilakukan hingga pertengahan Januari 2016. Polri tetap melanjutkan pengejaran kelompok ini hingga benar-benar tertangkap.

"Kalau kita tidak bisa dapatkan (Santoso), maka dilakukan operasi lanjutan. Tidak menyerah begitu saja," ujarnya.

Mantan Kapolda Jawa Timur itu menuturkan, selama perburuan Operasi Camar Maleo I hingga Operasi Camar Maleo IV, sejumlah barang bukti kelompok teroris Santoso berhasil disita.

"Ada 7 pucuk senjata api, 100 butir kaliber, dan beberapa dokumen," ujarnya. (one)

Mantan Teroris Poso Dukung Penuntasan Masalah Terorisme di Sulawesi Tengah
VIVA Militer: Rudal Balistik Jarak Menengah (MRBM) Kheibar Shekan militer Iran

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Argentina menuduh Iran sebagai pelaku tindakan terorisme. Tuduhan ini muncul setelah lebih dari tiga dekade serangan yang mengakibatkan korban jiwa di Buenos Aires, Argen

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024