Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Sejumlah perajin terompet tradisional musiman untuk perayaan tahun baru mengeluhkan menurunnya pendapatan mereka.
Baca Juga :
Introspeksi Diri pada Tahun Baru
Masuknya terompet buatan China, membuat perajin kini kehilangan pasar dan merugi hingga 95 persen.
"Kami sudah terancam gulung tikar. Orang-orang kini lebih memilih terompet buatan China," kata salah seorang perajin terompet asal Makassar, Rusli, Rabu 30 Desember 2015.
Menurut Rusli, di tempat tinggalnya di Kelurahan Pannampu Kecamatan Tallo Makassar merupakan salah satu pusat perajin terompet. Namun kini semuanya mengalami kebangkrutan.
Rusli yang masih bertahan, kini terpaksa hanya memproduksi terompet tradisional sebanyak 300 buah dalam sehari. "Padahal tahun-tahun lalu kami bisa membuat pesanan hingga 5.000 terompet dalam seharinya. Ya semuanya gara-gara terompet China," katanya.
Akibat ini, penghasilan Rusli dan keluarganya pun menurun drastis. "Dulu bisa Rp15 juta sebulan. Kini dapat Rp1 juta saja sudah lumayan," kata Rusli.
Ia berharap, pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib para perajin kecil di daerah. Sehingga, apa yang sudah mereka kerjakan tidak begitu saja hilang karena masuknya barang dari luar negeri.
"Memang terompet China lebih menarik dan banyak warna. Tapi perhatikan juga nasib perajin kecil seperti kami ini," kata Rusli.
Muhammad Noer/Makassar
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut Rusli, di tempat tinggalnya di Kelurahan Pannampu Kecamatan Tallo Makassar merupakan salah satu pusat perajin terompet. Namun kini semuanya mengalami kebangkrutan.