Selamat Jalan Desa Tandus, Selamat Datang Desa Wisata

SPT Banjayora
Sumber :
  • SPT Banjayora

VIVA.co.id - Program Desa Binaan dan Sentra Pemberdayaan Tani Pertamina terbukti telah memberikan sumbangsih positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE

Salah satunya di desa Nglanggeran. Desa yang dulunya gersang dan tandus kini menjadi salah satu destinasi wisata alam dan wisata agro yang menjanjikan.

Desa Nglanggeran yang terletak di sebelah selatan kota Yogyakarta, dahulunya dikenal sebagai daerah tandus dan tertinggal. Desa ini berjarak empat km dari ibukota kecamatan Patuk, 20 km dari ibu kota kabupaten Gunung Kidul, dan berjarak 25 kilometer dari ibu kota provinsi Yogyakarta.

Desa Nglanggeran terdiri dari lima dusun/pedukuhan, yaitu Dusun Karangsari, Dusun Doga, Dusun Nglanggeran Kulon, Dusun Nglanggeran Wetan, dan Dusun Gunung butak.

Sebagian besar lahannya masih berupa lahan kosong. Sementara itu, sebagian lahan lainnya sudah digarap oleh masyarakat utamanya untuk tanaman keras, seperti jagung, ketela, pete dan lain sebagainya.

Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE

Salah seorang pengurus Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) asal desa Nglanggeranm, Sudiono mengatakan, secara umum kondisi masyarakat di Desa Nglanggeran bisa dibilang memprihatinkan. Sebagian besar warga masih hidup dibawah garis kemiskinan.

Namun, kondisi tersebut tidak lantas mematahkan semangat masyarakat desa Nglanggeran. Mereka sadar, desa mereka masih punya potensi besar lainnya, yaitu pariwisata.

Kemudian, sejumlah anak-anak muda yang tergabung dalam Karang Taruna Desa Nglanggeran berinisiatif untuk mengembangkan desanya menjadi salah satu destinasi wisata alam atau ekowisata. Pengembangan sebagai desa wisata itu sendiri ucap Sudiono, dimulai sejak 1989 dan terus berlangsung hingga saat ini.

Pada September 2012, kehidupan masyarakat di desa Nglanggeran berangsur-angsur mulai berubah. Pemerintah dibantu oleh berbagai pihak, termasuk di dalamnya PT Pertamina mengembangkan sebuah konsep Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) untuk mendorong bertumbuhnya kawasan wisata agro di sana.

Pertamina Jamin Stok Premium Tetap Tersedia di Medan

Program tersebut diawali dengan pembangunan waduk kecil, atau yang disebut dengan embung di atas bukit Nglanggeran dan penanaman bibit durian dan kelengkeng di sekitar lokasi pembangunan embung. 

Pembangunan embung tersebut diperuntukkan sebagai tempat penampungan air yang nantinya akan menampung air hujan di atas bukit. Air yang tertampung nantinya akan digunakan untuk mengairi pohon durian dan kelengkeng di kala musim kemarau tiba. Embung yang dibangun tersebut mampu menampung air hingga mencapai 12.000 meter kubik.

SPT Nglanggeran merupakan konsep pertama Sentra Pemberdayaan Tani melalui pembuatan kebun buah Durian dan Kelengkeng dengan jumlah tanaman 3.100 pohon yang terdiri atas 2.800 pohon durian monthong dan chanee, dan 300 pohon kelengkeng.

Kebun buah tersebut, kemudian dikelola oleh kelompok petani bernama Kencono Mukti yang terdiri dari 80 orang petani. Para anggota kelompok tani terdiri dari warga desa Nglanggeran. Kebun buah berdiri di atas tanah seluas 20 hektare. 11,5 hektare di antaranya merupakan Sultan Ground (tanah sultan yang diperuntukkan bagi pertanian warga) dan 8,5 hektare merupakan tanah warga. 

Pertamina memberikan bantuan pengembangan kebun durian dan kelengkeng antara lain berupa pemupukan, pemeliharaan, termasuk juga pendampingan yang bekerja sama dengan Yayasan Obor Tani.

Tahun ini telah memasuki tahun terakhir dari program kerjasama yang dilaksanakan selama tiga tahun. Saat ini, tanaman durian dan kelengkeng telah berumur dua sampai tiga tahun dengan ketinggian sekitar tiga meter dan sudah berbuah. Pada tahun ketiga ini, diperkirakan sudah akan ada beberapa pohon yang siap untuk diambil buahnya.

Menarik Ribuan Wisatawan

Saat ini tak kurang dari 5.000 wisatawan berkunjung setiap minggunya ke Desa Nglanggeran. Rata-rata pengunjung yang datang ingin menikmati keindahan alam dari gunung api purba dan embung yang ada di sana. Apalagi, dengan adanya kawasan agro perkebunan durian dan kelengkeng hasil kerjasama dengan CSR Pertamina.

Kawasan itu diharapkan menjadi semakin bertumbuh sebagai kawasan wisata alam dan agro berkualitas wahid yang mampu menggerek serta kesejahteraan masyarakat sekitar.

“Meski belum menghasilkan, pengunjung cukup antusias dengan keberadaan kebun durian dan kelengkeng yang ada di desa kami ini. Jadi, saat ini, kita punya daya tarik wisata yang terintegrasi antara wisata alam dan kebun buah,” ujar Sudiono.

Sudiono yakin, keberadaan perkebunan durian dan kelengkeng tersebut akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Ia menyontohkan, pada usia produktifnya, pohon durian tersebut bisa menghasilkan Rp2 juta setiap panennya. Kondisi ini merupakan tujuan yang hendak dicapai dari Sentra Pemberdayaan Tani Pertamina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya