Ngaku Mantan Gafatar, 500-an Warga Tinggal di Ketapang

Sumber :
  • VIVA.co.id/Aceng Mukaram

VIVA.co.id - Sebanyak 523 orang warga pendatang dari Sumatera dan Jawa Tengah memohon izin tinggal dan menetap di Desa Sukamaju Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat.

Ratusan orang ini terdiri dari dua kelompok yang menyebut dirinya sebagai kelompok tani. Satu kelompok terdiri dari 278 orang dan menamai diri sebagai kelompok tani Sadar Mandiri dan satu kelompok lagi berjumlah 245 orang dengan nama kelompok tani Mandiri.

Temuan ini terungkap saat pemerintah setempat melakukan pendataan penduduk, Selasa 12 Januari 2016.

Kepala Desa Sukamaju Syaiful Bahri mengaku tak mempermasalahkan kehadiran ratusan pendatang tersebut. Hanya saja ia mengingatkan agar tidak ada kegiatan yang menyimpang dari aktivitas mereka.

"Jika ingin tetap tinggal, maka peganglah betuah dimana bumi dipijak disitu langit dijinjing. Jadi saya tegaskan jika ingin tetap tinggal maka jangan pernah melakukan hal-hal menyimpang atau menyalahi aqidah yang ada," ujar Syaiful Bahri, Selasa 12 Januari 2016.

Syaiful memastikan, desa mereka bersedia menerima ratusan pendatang tersebut dengan catatan memang berkonsentrasi pada aktivitas pertanian dan ketahanan pangan. Namun jika memang ditemukan menyimpang, maka desa akan menolaknya.

"Jika ingin usaha, bertani silakan, tapi jangan sampai terjadi hal-hal yang menyimpang," ujarnya.

Klaim Kecewa gafatar

Definisi 'Makar' Tidak Jelas, Pemerintah Salah Kaprah

Sementara itu, salah seorang perwakilan warga pendatang, mengaku mereka memang mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Namun mereka mengklaim bila telah keluar dari Gafatar lantaran tidak memiliki kesesuaian dengan yang diharapkan selama ini.

"Memang dulu kita anggota Gafatar. Kita berharap semua pihak mengizinkan kita untuk tetap memberikan kontribusi kepada bangsa khususnya di Desa Sukamaju, Ketapang, walaupun kami mantan anggota Gafatar," kata Syofian (38).

Ia mengaku, kedatangan pihaknya ke Desa Sukamaju, sama sekali tidak memiliki misi atau itikad lain selain untuk mengabdi kepada Bangsa dan Negara Indonesia yakni dengan mensukseskan program ketahanan pangan yang di rancang oleh Presiden RI Joko Widodo.

"Kita ketahui bersama Indonesia pernah menjadi Swasembada pangan, tapi semua berubah dan saat ini menjadi importir pangan, dari situlah kita terpanggil untuk berbuat lebih baik untuk bangsa khususnya Desa Sukamaju melalui program ketahanan pangan," ujarnya.

Warga pendatang lainnya yang merupakan Ketua Kelompok Tani Mandiri bernama Trobus Hermawan juga mengakui hal serupa. Ia mengaku pihaknya juga merupakan mantan anggota Gafatar. Yang mana pada saat menjadi anggota Gafatar pihaknya kerap melakukan aksi sosial secara sukarela.

"Tapi itu hanya masa lalu kami, kami tidak ingin lagi mengingat masa lalu kami, kami ingin menata hidup baru dengan mengembangkan bangsa melalui ketahanan pangan, tekad kami ingin bagaimana pertanian yang kami kerjakan dapat memberikan kontribusi dengan hasil yang baik," katanya.

Ia pun mengaku, secara administrasi pihaknya juga telah mengikuti aturan sesuai aturan yang ada, selain itu pihaknya juga tidak pernah melakukan pelanggaran selama berada di Desa Sukamaju, terlebih respon masyarakat sekitar tempatnya menetap merespon baik kedatangan mereka.

"Jadi kami pun ingin membalas kebaikan warga desa dengan berbuat baik. Walaupun tetap ada isu negatif tentang kami, kami terima, dan kami mengakui sebagai seorang manusia kami tidak lepas dari kesalahan dan khilaf pada masa lalu kami," ujarnya.

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul

Polisi Segera Limpahkan Berkas Kasus Gafatar

Penyidik masih melengkapi berkas penyidikan tiga petinggi Gafatar.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016