Ketua Gafatar Surabaya: Negeri Ini Akan Mengalami Paceklik

Kantor Yayasan Berpaham Sesat di Halmahera Dilaporkan Dirusak
Sumber :
  • Facebook.com
VIVA.co.id - ‎Rico mengaku sebagai Ketua Dewan Pimpinan Kota (DPK) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Kota Surabaya muncul dan langsung menjadi perhatian media. Dia menggelar konferensi pers di sebuah rumah makan di Surabaya pada Rabu, 13 Januari 2016.
Polisi Segera Limpahkan Berkas Kasus Gafatar

Didampingi Budi Laksono, Pimpinan Bidang Kesehatan di DPK Gafatar Surabaya, Rico menyebut Gafatar adalah organisasi non-agama, bergerak di bidang sosial dan budaya serta semua orang bisa bergabung.
Definisi 'Makar' Tidak Jelas, Pemerintah Salah Kaprah

"Di Surabaya berdiri sejak 2012. Anggotanya di Jatim sekitar 945 orang dan di Indonesia 10 ribuan," kata Rico yang mengaku bergabung Gafatar sejak 2008, menjelaskan kepada wartawan.
Kasus Gafatar, Polisi Sudah Periksa 50 Saksi

Dia menjelaskan, keberadaan Gafatar untuk mempersiapkan diri guna menyongsong hidup baru, menuju swasembada pangan. Indonesia sudah di ambang kehancuran karena banyak pejabat curang, hukum dipermainkan, korupsi merajalela dan banyak penyimpangan lain. 

"Negeri ini akan mengalami paceklik‎," ujarnya.

Rico kemudian menuturkan bahwa keberadaan Gafatar di Surabaya sudah bubar. Para anggota hidup sendiri-sendiri. Tetapi dia menolak menjelaskan secara detail tentang orang-orang yang dilaporkan hilang dan diduga menjadi pengikut Gafatar.

"Itu kembali pada pribadi masing-masing. Termasuk apa yang akan terjadi, tujuan juga kembali ke perilaku masing-masing. Untuk itu, mereka mencari lahan pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Ya, itu tadi ke Kalimantan," katanya.

Rico membantah Gafatar merekrut anggota dengan paksaan, termasuk mereka yang pergi ke Kalimantan. “Mereka dengan sukarela.” Tujuannya untuk mengabdikan diri ke negara. Memulai kehidupan baru dengan bergotong royong. “Mereka sukarela, termasuk saat melakukan bakti sosial keluar masuk kampung,” katanya.

Rico juga mengakui keberadaan Gafatar tidak memiliki SKT (Surat Keterangan Terdaftar) karena tidak mendapat persetujuan dari Kemendagri. Atas alasan itu pula, Gafatar menyatakan membubarkan diri.

Soal ketuhanan

Dia menegaskan bahwa Gafatar hanya ormas yang bertujuan mereformasi semua agama. Gafatar mengagungkan semua kitab suci dan bukan aliran salah satu agama.

Indonesia, katanya, sudah mengalami krisis moral dan menuju kehancuran. Tanda alam semesta juga telah terjadi, termasuk individu-individu yang merusak. "Padahal, manusia itu dilarang merusak, membunuh, mencuri dan perbuatan lainnya yang merusak," ‎katanya.

Keberadaan Gafatar sekarang tidak berbentuk sebagai akibat pembubaran diri itu. Gafatar juga tidak berafiliasi dengan kelompok dan partai politik mana pun. Tetapi mereka masih beraktivitas untuk mewujudkan swasembada pangan. “Karena kehidupan kita sekarang dihadapkan pada krisis pangan," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya