Sebelum Meledak, Pelaku Bolak-balik ke Toilet Starbucks

Warga memotret lokasi ledakan di Starbuck, Jakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti
VIVA.co.id
Menhan: Tunjukkan Ayat dan Hadis Bom Bunuh Diri Masuk Surga
- Mira Puspita (21), warga Kota Tangerang yang menjadi korban ledakan bom di dalam Starbucks kawasan Sarinah, mengaku masih syok akibat kejadian pada Kamis 14 Januari 2016.

Menteri Transportasi Belgia Resmi Undur Diri

Ia yang kala itu hendak menggelar rapat bersama rekan bisnisnya di dalam Starbucks betul-betul tak menyangka menjadi bagian dari kejadian menakutkan tersebut.
Belgia Tak Mau Disebut 'Negara Gagal'


Mira pun masih mengingat kuat bagaimana kejadian itu bermula. Dari ceritanya, saat itu Mira dan tiga rekannya dari PT Pasifik Cipta Mandiri hendak melakukan pertemuan dengan 20 klien bisnisnya.


Kala itu, Mira duduk di dekat toilet menghadap ke arah jalan. Dalam satu meja, gadis berkerudung ini duduk bersama tiga rekannya.


Tepat di belakangnya, duduk empat pria. Satu warga Belanda dan sisanya tiga rekan bisnisnya. "Kami saat itu tengah berbincang meeting bersama klien."


Rencananya pertemuan itu digelar pukul 09.00 WIB. Dan sembari jalannya meeting, dia diperintahkan atasannya untuk tetap mengawasi pengunjung yang datang ke Starbuck, siapa tahu yang datang itu salah satu klien yang juga janjian di kafe milik Paman Sam itu.


Dengan mata yang jeli dan juga kondisinya lagi rapat, Mira satu persatu memperhatikan tamu yang datang ke kafe tersebut. Dari penglihatannya, dia melihat pria bertinggi badan sekra 170 centimeter memakai kaos hitam, membawa tas besar berwarna merah dan mengenakan topi, beberapa kali hilir mudik ke kafe tersebut.


"Saya tidak menaruh curiga, tapi dia bolak balik kafe. Masuk pintu, tidak menuju meja pemesanan, tapi langsung ke toilet. Begitu saja sampai beberapa kali," paparnya.


Tak berapa lama "Booom!!" Ledakan keras muncul dari arah toilet. "Aku meeting mulai pukul 09.00 pagi. Tahu-tahu pukul 10.40 itu, ada ledakan dari arah toilet," ungkap Mira.


Suasana seketika panik, teriakan menggema di mana-mana. Dia melihat temannya Sari sudah berdarah di bagian dahinya. Sementara dia menengok ke belakang, pria bule yang duduk di belakangnya sudah tergeletak tak berdaya dengan kondisi luka bakar di mana-mana.


Dia tidak sadar. Derudung merah mudanya juga ikut terbakar di bagian belakang. Untunglah oleh seorang pengunjung dikibas-kibas untuk mematikan api yang membakar kerudungnya.


"Di tengah kepanikan itu, aku angkat temanku Mbak Sari ini yang sudah lemas di bangku ke luar Starbucks. Kami diarahkan ke Sari Pan Pacific Hotel yang berjarak sekitar 10 meter dari lokasi," ujarnya.


Di hotel tersebut, Mira diarahkan ke klinik. Tanpa disangka, dia mendapat luka juga di bagian kaki kanannya. Tak hanya itu, serpihan bom pun masih menempel di blezer orange. Berupa percikan noda hitam.


"Saat dicium aromanya seperti bensin bercampur minyak," ucapnya.


Setelah keadaan tenang, Mira langsung menghubungi ibunya di rumah. Untuk mengabarkan kalau keadaannya baik-baik saja. Dan dia pun diantar oleh sopir kantornya.


"Aku dikasih izin untuk enggak ngantor selama dua hari ke depan. Benar-benar masih shock banget," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya