- VIVA/Agus Rahmat
VIVA.co.id - Ada yang sedikit berbeda ketika memasuki Istana Negara, Senin, 18 Januari 2016. Terutama dari segi pengamannnya, yang semakin diperketat.
Bagi orang biasa, termasuk jurnalis, untuk masuk ke Istana biasa melalui Kementerian Sekretariat Negara (Setneg). Setelah itu, melewati pemeriksaan identitas dan metal detector.
Namun kali ini, pintu masuk Istana Negara melalui Setneg mendapatkan pengawalan ekstra ketat. Itu terlihat ketika pemeriksaan metal detector, ada seorang personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) bersenjata laras panjang, berbaju hitam dan baret biru.
Tentu, penjagaan ini tidak seperti hari-hari sebelum bom Thamrin 14 Januari 2016 lalu meledak. Bahkan biasanya, Paspampres hanya berbaju batik, tanpa senjata.
Sementara di ruang kaca, pintu untuk memasuki areal Istana Negara, Kantor Presiden dan Istana Merdeka, juga dijaga oleh beberapa anggota bersenjata lengkap. Sebelumnya, pengamanan di ruangan kaca ini hanya oleh petugas jaga.
Begitu juga di pelataran belakang Istana Negara, sebelum memasuki area Istana Merdeka dan Kantor Presiden, biasanya menjadi tempat jurnalis Istana menunggu tamu Presiden datang.
Namun, lokasi itu kini ditempati metal detector dengan dua anggota Paspampres bersenjata laras panjang jenis MP5SD dan pistol FN. Padahal, hari-hari sebelumnya, hanya satu lokasi metal detector yang ditempatkan yakni di pintu masuk menuju Istana atau sebelah ruang tunggu tamu Presiden.
Dikonfirmasi terkait pengamanan yang diperketat ini, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengakui ini sebagai hal yang wajar. "Saya kira memang diperketat karena kemarin diperlonggar, jadi wajar," kata Teten di Istana hari ini. (one)
Jelang Aksi, Paspampres Disebar di Setiap Sudut Istana
Mereka juga terlihat membawa senjata.
