Siswi SMA Ini Bersekolah Kendarai Becak

Sumber :
  • VIVA.co.id/sebatasberita.com

VIVA.co.id - Menjadi pengemudi becak tentu tak semua orang mau menginginkannya. Butuh tenaga besar untuk menarik roda tiga yang dihubungkan dengan rantai tersebut.

Dan tentu, yang paling tak diinginkan dari becak adalah soal gengsinya. Bagi sebagian besar orang, pengemudi becak selalu diidentikkan dengan pekerjaan rendahan.

Namun, ini tak berlaku bagi Sepni Yunandia. Siswi kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Kota Solok Sumatera Barat ini justru tiap hari mengayuh becak.

Semenjak matahari terbit hingga terbenam, gadis yang akrab disapa Nadia tersebut, tak canggung mengayuh keras becak miliknya.

Membantu Keluarga

Kisah Sukses Pria Probolinggo, Pilih Berdagang daripada PNS

Sejak subuh, Nadia bersama empat saudaranya memang harus sudah bekerja. Orang tuanya, Mawardi (66) dan Yusnawati (50) merupakan pedagang nasi di Terminal Angkutan Kota Pasar Solok.

Masing-masing orang di keluarganya memang sudah diberi tugas masing-masing. Nadia dan kakaknya Nurdela, menjadi pemasak makanan. Sementara Yuni Wardiah yang duduk di kelas IX Madrasah dan adiknya Dina yang duduk di bangku kelas V sekolah dasar bertugas menyiapkan bumbu.

Dan si bungsu Zulfahmi bertugas mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa ke pasar. Seluruhnya, sebelum pukul 06.30 harus sudah siap.

"Setelah semua siap, saya membawanya dengan becak ke pasar. Jaraknya paling dua kilometer," kata Nadia, Selasa 2 Februari 2016.

Ia tak menampik banyak mata yang memandang aneh kepadanya setiap pagi. Namun bagi Nadia hal itu bukan halangan. "Saya membantu orang tua saya, buat apa malu. Memang ada yang mengejek, tapi saya bisa tantang berkelahi," tutur gadis yang memang terkenal tomboy ini.

Kelenjar Stereoid

Di sekolah, Nadia terbilang siswa yang berprestasi. Nilainya pun tak kalah jauh dengan rekannya yang lain.

Lendra, salah seorang guru Nadia, mengaku bangga dengan apa yang dilakukan Nadia. Perjuangannya untuk membantu orangtuanya tersebut, menurut Lendra tak ternilai harganya.

"Apalagi ia (Nadia) diketahui mengidap penyakit gangguan kelenjar steroid. Jadi kami pun sangat bersimpati kepadanya," kata Lendra.

Nadia, memang mengidap penyakit kelenjar stereoid. Namun karena ketiadaan biaya, akhirnya ia hanya berobat tradisional. Sebab itu, guna meringankan biaya, sekolah memberikan Nadia beasiswa.

Hingga kini, Nadia terus berjuang, melawan penyakitnya dan ancaman kemiskinan bagi keluarganya. Semangatnya pun menebar di setiap pagi di jalur lintasan becak yang dikendarainya.

Wahyudi Agus/Sumatera Barat

Dari Bisnis Online, Pria 25 Tahun Bisa Beli Rumah dan Mobil
Ihsanudin Fanani

Tips Sukses Jalani Usaha Kecil dari Pengusaha Sepatu

Setiap harinya, ia mampu menjual sekitar 500 pasang sepatu

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016