Festival GMT di Poso Jadi Ajang Pemulihan Pariwisata

Warga yang menyaksikan gerhana matahari di Poso.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitha Meinansi (Poso, Sulteng)
VIVA.co.id
Maumere Siap Jadi Panggung Wisata Nasional dan Dunia
- Masyarakat memadati lapangan Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara guna menyaksikan langsung Gerhana Matahari Total (GMT) di Poso, Sulawesi Tengah.

Ini Alasan Bali Sibuk Gencarkan Desa Wisata

Acara yang dikemas dalam kegiatan Festival Kawaninya itu, terpantau dihadiri wisatawan luar negeri. Ada harapan dari masyarakat dan pemerintah setempat, Poso aman untuk dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri, berdasarkan kemeriahan Festival Gerhana Matahari Total itu.
10 Destinasi Wisata Ini Bakal Saingi Bali?
 
Kegelapan menyelimuti wilayah Kabupaten Poso, dengan durasi selama 2 menit 52 detik dalam fenomena alam Gerhana Matahari Total yang terjadi pada Rabu pagi, 9 Maret 2016. 

Gerhana matahari total di Poso itu terjadi pada pukul 8.38 WITA, dengan disaksikan ribuan warga masyarakat termasuk belasan wisatawan luar negeri yang hadir di lapangan desa Kalora yang menjadi pusat pengamatan Gerhana Matahari Total di Kabupaten Poso.
 
Hesti Wulandari, tim Astronom yang sekaligus peneliti dari Bosscha Observatory Institut Teknologi Bandung mengungkapkan rasa kekagumannya atas fenomena GMT yang terjadi di Poso. Terlebih lagi saat melihat antusiasme warga masyarakat yang hadir di kegiatan Festival Kawaninya.
 
“Yah luar biasa sekali. Sangat luar biasa sekali. Kita baru saja menyaksikan peristiwa yang sangat langka, yang disaksikan oleh ribuan orang. Kontak pertama adalah saat bayangan bulan mulai menutup piringan matahari, kemudian gerhana total terjadi pada pukul 8.38 Waktu Indonesia Tengah. Untuk di Kalora, lamanya adalah 2 menit 52 detik,” ujar Hesti.
 
Penyelenggara kegiatan pun mengaku puas. Lian Gogali dari Institut Mosintuwu kepada VIVA.co.id mengatakan, Festival Gerhana Matahari di Poso, yang berlangsung lancar dan aman itu, memiliki arti penting bagi warga masyarakat setempat, untuk memperlihatkan bahwa Kabupaten Poso aman untuk dikunjungi oleh siapa saja, termasuk wisatawan dari luar negeri. Apalagi kegiatan itu digelar di lokasi yang selama ini menjadi wilayah Operasi Tinombala 2016.
 
“Lokasi pengamatan Gerhana Matahari yang kami lakukan, itu di lokasi yang sering disebut sebagai lokasi merah atau operasi. Tetapi buktinya masyarakat, puluhan ribu datang bersama sama menjadi saksi hidup dari Gerhana Matahari Total di Poso,” katanya.
 
Hal senada juga dikemukakan oleh Putera Botilangi, selaku Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Kabupaten Poso. Ia berharap, kemeriahaan Festival Gerhana Matahari Total itu akan berdampak positif bagi peningkatan tingkat kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri ke wilayah kabupaten Poso.
 
“Stigma Poso yang selama ini tidak aman, hari ini dibuktikan dengan berkunjungnya orang dari berbagai tempat yang dapat menjadi saksi bahwa Poso aman. Oleh karena itu, Poso juga siap untuk dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegera."
 
Laporan: Mitha Meinansi/Poso, Sulteng
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya