Cerita Tragis Dokter Penghina Wali Kota Semarang

Alaix Muna Kamala (kiri) menemui Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, pada Kamis, 11 Maret 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id - Kasus penghinaan terhadap Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, di media sosial Instagram menyita perhatian publik. Sejumlah fakta terkuak saat sang penghina, Alaix Muna Kamala, menangis dan meminta maaf kepada Wali Kota seusai dilaporkan ke polisi.
Empat Cara Baru Hasilkan Uang lewat Instagram
 
Alasan pelaku bertubi-tubi menghina Hendrar Prihadi melalui Instagram karena pelaku adalah korban kebakaran Pasar Johar pada pertengahan tahun 2014. Alaix kemudian menuduh Wali Kota dan pejabat Pemerintah Kota sebagai oknum di balik kebakaran itu.
Revisi UU ITE, Jangan Hanya Urus Pasal Karet Saja
 
Tuduhan itu disampaikan lewat unggahan komentar pedas di akun Instagram yang dikaitkan kepada akun @hendrarprihadi dan @pemkot_semarang.
Pengacara: Tak Ada Niat Jahat dalam Tulisan Haris Azhar
 
"Alasan (pencemaran melalui Instagram) itu karena Alaix bingung dan emosi. Lima lapak orangtuanya di Johar terbakar tak terisisa," kata Nafisah, kerabat Alaix, saat menemui Wali Kota Semarang, Kamis kemarin, 10 Maret 2016.
 
Nafisah mengungkapkan, akibat kebakaran hebat itu, keluarga Alaix merugi hingga Rp2 miliar. Sejak saat itu, Alaix syok dan kebingungan. Puncaknya saat kebakaran pasar di kawasan Johar kembali terjadi, yakni saat kebakaran Pasar Yaik pada 27 Februari 2016.
 
"Orangtuanya sekarang banyak utang, dan bingung mau gimana," kata Nafisah.
 
Ayah Alaix, Ali Mukson, meminta maaf sebesar-besarnya kepada Wali Kota karena kesalahan yang dilakukan anaknya lewat media sosial. Ali juga menyatakan malu karena dia termasuk tokoh agama. Dia pun membenarkan kebakaran Pasar Johar beberapa waktu lalu membuat usahanya bangkrut.
 
Secara singkat, Alaix minta maaf kepada Wali Kota dan menyesal akibat penghinaan itu. Pria yang diketahui berprofesi sebagai dokter itu bahkan tampak ketakutan saat Wali Kota menanyakan ihwal alasan penghinaan keras itu.
 
Meski permohonan maaf itu diterima, Wali Kota enggan berkomentar tentang kelanjutan pelaporan kepada polisi yang dilayangkan pada 29 Februari 2016.
 
"Intinya kami sudah memaafkan dia. Mencari satu teman itu lebih susah dibandingkan dengan mencari seribu musuh. Mohon setelah ini, pengguna media sosial lebih bijak dalam mem-posting dan berkomentar," kata Wali Kota.
 
Politikus PDIP itu menambahkan, komentar dan tuduhan Alaix dalam unggahan pada akun Instagram-nya bahwa penyebab kebakaran Pasar Johar dan Yaik karena ulah Pemkot dan antek-anteknya adalah tidak benar.
 
"Kami sudah jelaskan, karena penyebab sebenarnya adalah semrawutnya instalasi listrik di Pasar Yaik dan Johar, sehingga menimbulkan (korsleting lostrik lalu) kebakaran," kata Hendrar. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya