Panas Ekstrem Sempat Terjadi di Malang

Informasi suhu laut di Indonesia. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • BMKG
VIVA.co.id –  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Malang menyebut pesan berantai tentang ancaman panas yang ekstrem akibat fenomena equinox tak sepenuhnya benar.
BMKG: Jabodetabek Hujan Mulai Siang sampai Malam
 
Tak semua wilayah akan terkena dampak dari gerakan matahari yang rutin terjadi setiap dua kali dalam setahun itu. Di Malang, equinox telah berlangsung pada awal Maret 2016. 
BMKG: Hujan Merata Guyur Jabodetabek Rabu Malam Nanti
 
“Equinox bukanlah fenomena, itu adalah lintasan semu Matahari tepat di atas satu wilayah tertentu yang rutin terjadi dua kali dalam satu tahun di garis lintasan yang sama,” kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Karangploso di Malang, Hartanto, pada Jumat, 18 Maret 2016.
BMKG: Jabodetabek Bakal Hujan Siang dan Malam
 
Pada 21 Maret 2016, Matahari akan tepat melintas di atas garis equator. Hal serupa diprediksi kembali terjadi di tempat yang sama pada 23 September 2016. 
 
Sejumlah dampak bisa terjadi ketika Matahari tepat di atas garis khatulistiwa, salah satunya adalah peningkatan suhu sekitar. Namun Hartanto menyebut panas yang terjadi tidak mencapai 40 derajat celsius.
 
“Di sekitar equator, prediksi kami, suhu akan naik antara 33-34 derajat celsius. Sebab di wilayah equator saat ini sedang masuk puncak musim kemarau yang berlangsung sejak Februari kemarin,” katanya. 
 
Selain meningkatnya suhu, dampak lain juga berpotensi dirasakan di wilayah yang sama pada dua hingga tiga bulan berikutnya. Bentuknya bisa berupa puncak musim hujan pertama di tahun ini.
 
“Suhu permukaan laut yang hangat akibat equinox akan berdampak pada meningkatnya curah hujan pada April atau Mei. Hal serupa juga akan terjadi pada November dan Desember akibat equinox yang berlangsung pada 23 September 2016,“ katanya.
 
Wilayah di sekitar lintasan ekuator seperti Pontianak, Sumatera Barata, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Tengah lazim memiliki dua kali puncak musim hujan dalam setahun.
 
Daerah lain, seperti di Malang, menurut Hartanto, tak akan terdampak lintasan itu. Malang telah dilewati Matahari dengan posisi tegak lurus di awal Maret lalu. Namun saat itu tak ada peningkatan suhu yang berarti lantaran Malang masih mengalami musim hujan.
 
BMKG memprediksi musim hujan masih akan berlangsung sepanjang Maret dengan intensitas rendah sebelum memasuki musim kering pada Mei nanti. “Pada 21 Maret suhu di Malang diprediksi antara 31 – 32 derajat celsius, tapi itu bukan dampak dari equinox, melainkan karena peralihan musim hujan ke kering,” ujarnya.
 
Namun warga Malang diminta waspada kemungkinan angin kencang lokal di sore hari yang berpotensi merusak. “Di akhir musim hujan cuaca tidak stabil, pada pagi hingga siang panas kemudian pada petang hari. Cuaca seperti ini lazim diikuti angin kencang lokal yang berpotensi merusak pada sore hari di Malang,” katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya