Panitia Jogja Air Show: Tuhan Menghendaki Beda untuk Wika

Kerabat berdoa di makam penerjun Alm. Wika Milanti Ayuningtyas saat prosesi pemakaman di makam keluarga TNI AU, Kradenan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (27/3/2016).
Sumber :
  • ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
VIVA.co.id - Kegiatan Jogja Air Show (JAS) 2016 resmi ditutup di landasan Pacu Pantai Depok, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Minggu 27 Maret 2016. Kegiatan itu dinilai sukses tetapi menyisakan pekerjaan lanjutan karena insiden kecelakaan seorang penerjun, Wika, yang meninggal dunia pada Sabtu, 26 Maret 2016.
8 Kecelakaan Pesawat Terbesar di Indonesia
 
Wika, atlet persiapan untuk Pra Pekan Olah Raga Nasional dari Daerah Istimewa Yogyakarta itu gagal mendarat di landasan pacu dan masuk ke laut. Meski berhasil dievakuasi, nyawa korban tak bisa diselamatkan.
Pilot Helikopter Angkatan Udara Amerika Tewas Kecelakaan di Kuwait
 
Kabar beredar bahwa insiden yang dialami Wika akibat koordinasi yang buruk antara panitia dengan Tim SAR di Pantai Parangtritis. Pada JAS tahun 2015, ada tim SAR disiagakan di tengah laut. Tetapi prosedur serupa tidak dijalankan pada JAS 2016. Tim SAR hanya disiagakan di pantai, sehingga tak bisa cepat diantisipasi meski kurang lima menit korban jatuh ke laut, tim SAR langsung melakukan pertolongan.
Pesawat Lionair Jatuh di Manila, 8 Orang Tewas
 
Ketua Panitia Pelangi Nusantara JAS 2016 Moris T Situmorang membantah kabar itu. "Kita selalu koordinasi dengan tim SAR. Siapa bilang tidak koordinasi," katanya, dengan suara meninggi, kepada wartawan di sela-sela upacara penutupan JAS 2016.
 
Moris mengatakan, sejak acara JAS akan digelar, panitia sudah mengajak tim SAR untuk berkoordinasi. Pada kejadian yang menimpa Wika, panitia sudah berupaya keras namun Tuhan menakdirkan beda.
 
"Wika sudah bisa diselamatkan namun Tuhan menghendaki beda. Sebaik apa pun persiapan dan tidak boleh ada sekecilnya kesalahan terjadi, namun jika Tuhan berkata tidak, maka musibah akan terjadi," ujar Moris.
 
Dia mengaku bahwa panitia sudah melakukan evaluasi setelah kejadian yang menimpa Wika. Agenda terjun payung yang dijadwalkan dua kali pun akhirnya dibatalkan untuk mencegah peristiwa kecelakaan terulang. Semua atlet terjun payung sudah pulang ke daerah asalnya.
 
Meski aksi terjun payung dibatalkan, cabang lain tetap dilaksanakan dan membuat takjub para wisatawan yang menonton JAS 2016. Ketua Umum Federasi Aero & Sport Indonesia (FASI) DI Yogyakarta Marsda TNI Dendi Permana menjelaskan bahwa musibah itu masih diselidiki untuk mengungkap penyebab kecelakaan: faktor kesalahan manusia atau faktor alam yang tak bersahabat.
 
Dia hanya memastikan bahwa Wika sudah menjalankan prosedur yang ditentukan. Kegiatan JAS tetap akan dilaksanakan tahun depan karena sudah menjadi agenda provinsi dan agenda FASI.
 
“Ini bukan saja olahraga dirgantara namun juga untuk dunia pariwisata," kata Dendi. (ms)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya