Perangi Terorisme, NU Kumpulkan Pemimpin Islam Moderat Dunia

Said Agil Siradj Kembali Terpilih Menjadi Ketua Umum PBNU
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA.co.id
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 31 Maret 2016.

Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme
Turut hadir Rais Aam Syuriah PBNU KH.Ma'ruf Amin, Ketum PBNU Said Agil Siraj, Wakil Ketua Umum Ma'sum, dan Sekjen Helmy Faisal.

UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game
Dalam keterangannya, Ma'ruf Amin mengatakan, pihaknya melaporkan ke Presiden Joko Widodo terkait rencana penyelenggaraan International Summit Of The Moslem Moderate Leader.

"Yaitu pemimpin-pemimpin Islam moderat seluruh dunia insya Allah tanggal 9 Mei dan akan dihadiri antara 40-60 negara," ujar Ma'ruf, di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 31 Maret 2016. 

Agenda ini, kata Ma'ruf, guna menyamakan persepsi mengingat radikalisme dan terorisme belakangan ini dalam pandangan NU sudah semakin menguat.

"Adanya bom Brussel (Belgia), di Ankara (Turki), Lahore (Pakistan) dan berbagai kekerasan-kekerasan yang lain. Oleh karena itu, pemimpin Islam moderat ini harus bersatu," ujar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ini.

Pemimpin muslim, lanjut Ma'ruf, harus menyuarakan, melakukan langkah-langkah antisipasi agar aksi radikalisme dan teror yang terus terjadi, bisa diantisipasi.

"Oleh karena itu kita akan mengadakan pertemuan dan mengundang mereka untuk mendiskusikan berbagai hal yang kita perlukan," katanya.

Di tempat yang sama, Ketum PBNU Said Aqil Siraj menjamin seluruh warga Nahdliyin dari pusat hingga tingkat terendah, tidak menyetujui adanya aksi teror. Dia juga meyakinkan, tidak ada anggota NU yang ikut.

Selain itu, menurut dia, di negara-negara Timur Tengah belum menerapkan cinta Tanah Air sebagai bagian dari kehidupan beragama. Maka banyak pertikaian akibat kecintaan ke negara yang kurang.

"Menjaga Tanah Air bagian dari iman, belum cukup iman seseorang kalau belum menjaga Tanah Air. Nah ini di Timur Tengah nggak ada. Di Timur Tengah kyai itu tidak ada yang menyatakan mencintai Tanah Air itu bagian dari iman. Itu jargon KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU."

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya