Menag: Siswa Tak Lagi Dihantui Persoalan Kelulusan

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin menceritakan pengalamannya saat dulu mengikuti Ujian Nasional (UN). Berbeda dengan saat ini yang sebagian sekolah melaksanakan UN berbasis komputer. Ia dulu mengikuti UN yang dilakukan dengan cara menulis di lembar kertas.

Wagub Djarot Pantau UN di Lapas Cipinang

"Yang tidak bisa dihilangkan dari kesan yang didapat memang kita mengalami agak sedikit tegang, karena kita khawatir yang akan kita isi jawaban-jawaban itu akan menentukan apakah kita lulus atau tidak," kata Lukman usai meninjau pelaksanaan UN di MAN 13 Jakarta l, Lenteng Agung, Senin, 4 April 2016.

Menurutnya, kekhawatiran apakah akan lulus atau tidak itu lebih mendominasi perasaan dan pikiran siswa saat mengerjakan UN. Karena itu, pelaksanaan UN sejak tahun lalu bukan lagi menjadi dasar seorang murid lulus atau tidak.

Tiga Hari Perjalanan, Naskah UN Akhirnya Tiba di Jakarta

"Karena lulus atau tidak ditentukan oleh satuan pendidikan dimana murid-murid itu sekolah. UN sekarang ini dimaksudkan selain untuk memetakan program dan satuan pendidikan kita, yang utama sebagai bahan pertimbangan siswa ketika dia ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi," kata Lukman.

Ia melanjutkan, UN saat ini juga lebih digunakan sebagai alat ukur terkait pengembangan satuan pendidikan bersangkutan. Sehingga UN yang baik akan sekaligus meningkatkan kualitas satuan pendidikan.

Ini Jadwal Ujian Nasional 2016

"Jadi UN tidak hanya ujian bagi siswa pada dasarnya tapi juga ujian bagi para pendidik itu sendiri, para pengelola satuan pendidikan, termasuk kami pemerintah yang menyelenggarakan secara keseluruhan yang bertanggungjawab. Kita semua diuji pada dasarnya.”

Lukman menambahkan, UN kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, siswa tidak lagi dihantui apakah akan lulus atau tidak. Karena syarat kelulusan tak lagi terkait dengan UN.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya