Keluarga Kapten Kapal yang Disandera Abu Sayyaf Berkumpul

Foto Kapten Kapal Brahma 12, Peter Tonsend Barahama, yang disandera Abu Sayyaf.
Sumber :
  • Ist
VIVA.co.id - Kerabat Peter Tonsen Barahama, Kapten kapal tugboat Brahma 12 yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf, berkumpul di rumah orang tua pria itu di Lorong Cempaka, Kelurahan Bailang, Manado, Sulawesi Utara, pada Jumat, 8 April 2016.
KSAD Tunggu Perintah Panglima untuk Misi Bebaskan WNI
 
Keluarga besar berkumpul untuk memberikan dukungan moril kepada orang tua Peter karena hari ini adalah tenggat penyerahan uang tebusan yang dimintakan kelompok Abu Sayyaf sebagai syarat pembebasan para sandera.
Lagi, Seorang WNI Diculik di Perairan Malaysia
 
"Kami datang dari Tandurusa Bitung, Sulawesi Utara. Siang ini kabarnya keluarga yang lain juga akan datang," ujar seorang anggota keluarga besar.
WNI Kembali Diculik, DPR Dorong Pemerintah Tekan Filipina
 
Ayah Peter, Charlos Barahama, sambil menanti detik-detik pembebasan, menceritakan masa kecil anaknya yang menyukai makanan khas Sangihe, sagu. “Peter waktu kecil paling suka makan sagu dan ikan bakar. Tidak mau makanan yang lain," ujar Charlos.
 
Peter juga sering melaut dengan perahu kecil. Kebetulan juga rumah mereka berada di pinggir pantai Desa Lesabe, Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Kedekatan dengan pantai itu yang menyebabkan Peter bertekad menjadi pelaut.
 
Peter kecil dikenal suka bergaul dengan teman-temannya. Dia bahkan sering tak kenal waktu kalau sudah bersama teman-temannya karena kerap pulang larut malam. Tetapi watak itulah yang membuat Peter memiliki banyak teman.
 
“Sampai sekarang, sebelum disandera Abu Sayyaf, kalau dia pulang ke Sangihe, pasti mengunjungi kawan-kawannya," ujar Charlos.
 
Setamat SMP di Sangihe, Peter diajak kakak tertuanya yang kebetulan lebih dulu menjadi pelaut untuk naik kapal. Di kapal pertama itu, Peter bekerja apa saja, misalnya, memegang kemudi hingga koki. Naluri pelaut Peter terasah dari kerja magang itu.
 
Beberapa tahun setelah magang bekerja di kapal, Peter pulang kampung untuk meneruskan sekolah kejar paket c di Kabupaten Sangihe. Dia kemudian melanjutkan pendidikan Ahli Nautika Tingkat III di Jakarta sampai lulus menjadi nakhoda pada Juli 2014.
 
“Di kapal Brahma 12, dia naik status jadi nakhoda atau kapten. Dia diangkat jadi nakhoda pada akhir tahun 2014," kata Charlos, mengenang masa-masa indah anaknya. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya