Gunung Bromo Kembali Erupsi, Pengawas 24 Jam Ditambah

Ilusrasi gunung Bromo tengah erupsi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ D.A.Pitaloka

VIVA.co.id – Gunung Bromo kembali mengalami erupsi sejak 1 April 2016. Sejumlah peningkatan aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut itu teramati sejak sepekan terakhir. Sedangkan gunung Bromo saat ini tetap dalam status waspada.

Kunjungi Gunung Bromo Pekan Ini, Jangan Lewatkan Festival Jathilan

Kepala Pos PGA Bromo, Ahmad Subhan, mengatakan erupsi Bromo kali ini terpantau mengeluarkan lontaran material yang terjatuh ke dalam kawah. Sinar merah juga terlihat di puncak kawah pada 2 hari lalu.

“Aktivitasnya meningkat sejak 1 April, ini sudah erupsi. Ada asap dengan ketinggian hingga 1.000 meter, terlihat sinar merah di puncak 2 hari lalu. Lontaran material batu yang berada di dalam kawah dan hujan abu di radius 5 kilometer ke arah barat dan barat daya,” kata Ahmad Subhan, Jumat 8 April 2016.

Takir Kawung, Sedekah Warga Tengger Untuk Bumi Pertiwi

Pos PGA Bromo saat ini menerima bantuan 2 orang pengamat tambahan untuk mengawasi aktivitas Bromo selama 24 jam. Total, kini terdapat 7 petugas yang membantu mengamati aktivitas dan membaca seismograf di pos PGA Bromo.

“Ada bantuan 2 personel dari Gunung Lemongan dan Gunung Arjuno Welirang. Tapi tidak ada pembentukan tim tanggap darurat,” ujarnya.

Wisata ke Bromo, Cicipi Ayam Bakar Bawangan

Menurutnya, peningkatan aktivitas Gunung Bromo kali ini tidak diikuti dengan peningkatan status gunung yang tetap di level waspada. Oleh karena itu wisatawan tetap diizinkan masuk di sekitar lautan pasir.

“Kawasan 1 kilometer dari kawah harus steril dari pengunjung. Mereka masih boleh turun di lautan pasir,” lanjutnya.

Status Gunung Bromo dinyatakan siaga sejak 4 Desember 2015 dan turun menjadi waspada sejak 26 Februari 2016. Lautan pasir Bromo ditutup total dari pengunjung selama status siaga dan baru dibuka kembali setelah status waspada. Saat status siaga, pengunjung hanya bisa menikmati Bromo dari sejumlah titik pengamatan gunung seperti dari Cemorolawang atau dari Njempang di Ngadas.

Pukul Sektor Wisata

Erupsi Bromo yang sempat berlangsung hingga status gunung menjadi siaga pada 4 Desember 2015 sempat mempengaruhi pencaharian utama sejumlah warga di sekitar lokasi tersebut. Penyedia jasa wisata seperti usaha persewaan mobil jip menuju Bromo akhirnya harus mandek.

Padahal, pada kondisi normal, diperkirakan bisa hingga 15 kali pengantaran dengan jip ke lokasi wisata tersebut. Tarif antar jemput berkisar Rp250 ribu hingga Rp1 juta sesuai rute dan layanan wisata.

Namun, penurunan aktivitas wisata itu dinilai belum memukul ekonomi secara signifikan. Pasalnya kebanyakan masyarakat adalah petani kentang dan belum terdampak buruk erupsi. Selain itu, obyek wisata di Semeru dan sekitarnya juga masih dibuka.

"Yang ditutup kan hanya Bromo. Semeru masih normal," kata Camat Poncokusumo, Sukarlin, soal dampak erupsi Bromo tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya