Miris, Dosen UMSU Tewas Tepat di Hari Pendidikan Nasional

Suasana di kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
Sumber :
  • Putra Nasution

VIVA.co.id - Anggota Komisi X DPR, Reni Marlinawati, memberikan komentar terkait meninggalnya dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Nurain Lubis. Ia mengaku terpukul dan berduka atas wafatnya Nurain di tangan mahasiswanya sendiri.

Mahasiswa Pembunuh Dosen di Medan Terancam Hukuman Mati

Terlebih, korban  meninggal bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Padahal, Hardiknas seharusnya dilakukan untuk mengenang perjuangan pahlawan pendidikan di Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara.

"Mendorong aparat penegak hukum mengusut secara transparan dan akuntabel terhadap peristiwa tersebut," kata Reni melalui keterangan tertulis, Selasa, 3 Mei 2016.

Roymardo Simpan Pisau dan Palu di Motor Sebelum Bantai Dosen

Reni mengatakan, peristiwa itu juga harus menjadi peringatan keras bagi dunia pendidikan di Indonesia dan seluruh stakeholder di dunia pendidikan. Ia meminta Menteri Ristek dan Dikti untuk memberi perhatian khusus terhadap perisitiwa tersebut untuk mengetahui persoalan tersebut secara komprehensif dan holistik.

"Peristiwa tersebut jangan dianggap sebagai tindakan kriminal biasa. Karena peristiwa itu terjadi di lingkungan kampus dan melibatkan mahasiswa yang memakan korban dosen. Harus ada langkah-langkah preventif sekaligus korektif pasca peristiwa tersebut," kata Reni.

Keluarga Masih Berharap Eka Ditemukan Hidup

Ia melanjutkan, terlepas dari peristiwa tersebut, semestinya pemerintah dan pengelola kampus secara umum harus menjadikan lingkungan kampus sebagai sarana pendidikan yang kondusif baik bagi mahasiswa, dosen maupun tenaga administrasi kampus.

"Kampus semestinya steril dari hal-hal di luar wilayah akademik dan pengembangan nalar serta pengetahuan. Karena fakta secara umum, kampus justru tidak steril dari urusan politik internal kampus mulai soal pemilihan rektor, dekan, ketua jurusan hingga senat mahasiswa.”

Menurutnya, dinamika yang wajar tidak ada soal. Yang menjadi soal, politik kampus telah menyita energi yang luar biasa bagi civitas akademika. Situasi ini, semestinya menjadi catatan penting Kementerian Ristek Dikti dan para pengelola kampus.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya