Sulut Paling Rawan Jadi Jalur Eksodus Abu Sayyaf dan Santoso

Kelompok bersenjata Abu Sayyaf, kerap melakukan penculikan dan perampokan di Filipina Selatan.
Sumber :
  • www.worldbulletin.net

VIVA.co.id - Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (Polda Sulut) menerima perintah langsung dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia, agar mewaspadai kelompok militan Abu Sayyaf dan jaringan teroris Santoso yang berpotensi besar kabur ke provinsi itu. Sebab, Sulut adalah daerah paling dekat dengan basis Abu Sayyaf dan Santoso.

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Milisi Abu Sayyaf di Filipina selatan sedang siaga, karena militer negara itu berancang-ancang menyerang basis mereka di Mindanao. Mereka akan lari ke wilayah terdekat, termasuk daerah di Indonesia seperti Sulut, kalau kian terdesak.

Sementara itu, Kelompok Santoso yang berbasis di Poso, Sulawesi Tengah, diklaim Polisi kian terdesak dan kemungkinan pula akan lari ke Sulut.

Mantan Teroris Poso Dukung Penuntasan Masalah Terorisme di Sulawesi Tengah

“Kapolri menekankan ancaman teroris. Jangan sampai kelompok militan Abu Sayyaf eksodus dari Filipina selatan, ke perbatasan Indonesia. Kita waspada, penjagaan ketat dilakukan. Termasuk, kelompok Santoso yang kian terdesak," kata Wakil Kepala Polda Sulut, Komisaris Besar Polisi Sutrisno Yudi Hermawan, di Manado pada Selasa 7 Juni 2016.

Potensi gangguan keamanan dan ketertiban di Sulut, kata Yudi, memang meningkat belakangan ini. Selain karena ancaman eksodus kelompok Abu Sayyaf dan Santoso, provinsi itu juga dikenal rentan tindak kriminal lain, seperti perkelahian warga antarkampung, peredaran minuman keras, dan balap liar.

8 Terduga Teroris Jaringan JI Ditangkap, Polisi Ungkap Ada yang Berperan Jadi Bendahara

Aparat tidak akan membiarkan potensi gangguan keamanan itu terjadi. Apalagi, sekarang adalah Ramadan, yang berpotensi juga ormas-ormas tertentu bertindak anarkistis, seperti merazia tempat-tempat hiburan malam.

“Aksi sweeping (razia) ormas-ormas tertentu, jangan sampai ada. Sulawesi Utara sejak dulu tidak mengenal namanya sweeping ormas," ujar Yudi.

Polda Sulut juga diminta berperan dalam mengendalikan harga sembilan bahan pokok. Polisi diinstruksikan memantau jika ada aksi penimbunan barang. “Khusus reserse, pantau lapangan. Jangan sampai terjadi aksi penimbunan," ujarnya.

Perhatian yang tak kalah penting juga, katanya, polisi harus selalu waspada potensi bencana alam maupun kecelakaan lalu lintas selama pelaksanaan operasi Ramadaniah 2016. Aparat memberikan perhatian khusus terhadap pelaksanaan pilkada dua kabupaten di Sulut, yaitu Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Bolaang Mongondow. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya